FEATUREDNASIONAL

Lawatan PWI ke Korsel, Dubes RI Sebut Investor Harus Sejahterakan Petani Kopi Indonesia

558
×

Lawatan PWI ke Korsel, Dubes RI Sebut Investor Harus Sejahterakan Petani Kopi Indonesia

Sebarkan artikel ini

SEOUL – Diplomasi kopi yang sedang dilakukan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) disambut baik Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Republik Korea, Umar Hadi.

Dalam pertemuan dengan delegasi PWI yang sedang berada di Seoul, Korea Selatan, Jumat (15/12), Dubes Umar Hadi mengingatkan bahwa dalam hubungan antar negara di zaman now, dibutuhkan total diplomasi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk wartawan dan media.

“Saya kira ini adalah bagian dari total diplomasi yang sedang kita semua lakukan. Tentu ini sangat baik,” ujar Dubes Umar Hadi yang dalam perteman itu didampingi Kordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya dan Diplomasi KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia, red) Seoul, Aji Surya.

Kunjungan delegasi organisasi wartawan tertua dan terbesar di tanah air yakni PWI yang dipimpin Sekjen Hendry Ch Bangun ke Korea Selatan merupakan bagian dari kerjasama dengan Asosiasi Wartawan Korea (AWK). Kedua organisasi dalam lima tahun terakhir saling mengirim delegasi untuk memperkuat kerjasama organisasi dan masyarakat kedua negara pada umumnya.

Dalam kunjungan ke Korea Selatan, kali ini delegasi PWI membawa kopi dari berbagai daerah di Indonesia. Kopi-kopi itu diserahkan sebagai cinderamata kepada pihak-pihak yang dikunjungi selama program berlangsung.

[Baca juga: Dalam Kunjungannya ke Korsel, PWI Promosikan Kopi Khas Nusantara ]

Di hadapan Dubes Umar Hadi, Hendry mengatakan, dalam waktu kurang dari 24 jam delegasi PWI telah menyerahkan kopi kepada sejumlah pihak di Seoul, termasuk kepada Penasehat bidang Hubungan Luar Negeri Kota Seoul, Kim Changbeom yang dalam waktu dekat akan bertugas di Jakarta sebagai Dubes Republik Korea untuk Indonesia.

Mendengar penjelasan Hendry, Dubes Umar Hadi tersenyum lebar. Dia menjelaskan, bahwa KBRI Seoul juga tengah gencar mempromosikan kopi Indonesia. Dalam pertemuan dengan investor Korea Selatan yang berminat pada kopi Indonesia baru-baru ini, Dubes Umar Hadi mengajak kalangan investor Korea Selatan untuk melihat produksi kopi dari sudut pandang yang lebih luas.

“Saya bilang, kalau you maunya hanya impor biji kopi, tidak usah ngomong sama saya. Tapi kalau you mau produksi kopi end to end dan sistemnya plasma yang melibatkan masyarakat petani, baru kita bisa ngomong. Nah, mereka mau ngomong,” ujar Dubes Umar Hadi yang baru bertugas di negeri ginseng pada bulan Juli lalu.

“Saya akan arahkan (investor kopi Korea Selatan, red) ke Aceh,” sambungnya.

Dubes Umar Hadi juga mengatakan, salah satu hal yang sering dijadikan alasan pihak investor yang ingin mengembangkan industri kopi di Indonesia adalah persoalan teknis. Misalnya tentang roasting atau pengolahan biji kopi yang dapat mengurangi usia produk kopi. Menurutnya, ini alasan yang terlalu dibuat-buat. Dia yakin, ada teknologi untuk memperpanjang usia produk biji kopi setelah diolah di Indonesia. Dia mencontohkan Italia yang walau tidak memiliki sebatang pohon kopi namun dapat mengekspor kopi ke banyak negara di dunia.

Dubes Umar Hadi yang pernah bertugas sebagai Konsul Jenderal RI di Los Angeles (2014-2017) dan Wakil Dubes RI di Den Haag (2009-2012) melanjutkan, dirinya berpesan kepada investor agar ikut membangun kesejahteraan petani kopi nasional.

“Saya bilang sama mereka, you harus ingat, kopinya penting, artinya produk harus bagus. Tapi yang lebih penting lagi adalah kesejahteraan petani. Bukan hanya sekadar ekspor kopi, tetapi bagaimana meningkatkan kualitas hidup penanam kopi. Sehingga nanti anak-anak mau jadi petani. Kan bagus,” demikian Dubes Umar Hadi.

Redaksi

You cannot copy content of this page