Reporter : Ruslan
Editor : Indi
KENDARI- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) proyeksikan pertumbuhan ekonomi Sultra pada triwulan I 2019 mengalami perlambatan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Sultra, Minot Purwahono mengatakan berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison, pertumbuhan ekonomi Sultra pada triwulan I 2019 diprakirakan berada pada kisaran 6,6 – 7,0 persen, cenderung mengalami perlambatan pertumbuhan jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang diprakirakan tumbuh sebesar 6,7- 7,1 persen.
“Perlambatan tersebut disebabkan oleh perlambatan yang terjadi pada beberapa lapangan usaha utama seperti lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, lapangan usaha industri pengolahan, lapangan usaha konstruksi dan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran meskipun tertahan dengan akselerasi yang terjadi pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian,” jelasnya.
Dengan memperhitungkan hal tersebut, maka pada tahun 2019 perekonomian Sultra diperkirakan akan mengalami akselerasi pertumbuhan pada kisaran 6,8 persen hingga 7,2 persen.
Akselerasi tersebut didukung oleh pertumbuhan yang terjadi pada lapangan usaha nonpertambangan meskipun tertahan oleh lapangan usaha pertambangan.
Di sisi lain, tekanan inflasi Sultra pada tahun 2019 mendatang diperkirakan berada pada sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3,5% ± 1 persen. Pada tahun tersebut, inflasi Sultra diperkirakan sekitar 2,8 persen- 3,2 persen, cenderung stabil dibandingkan dengan perkiraan inflasi selama tahun 2018 yang berada pada kisaran 2,8 persen – 3,2 persen.
“Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mendorong peningkatan produksi perikanan dan sayur-sayuran yang selama ini menjadi penyebab utama inflasi di Sultra dapat menjadi faktor yang mendorong stabilnya capaian inflasi di Sultra,” tutupnya. (B)