EKONOMI & BISNISKendariNEWSSULTRA

2019, Pertumbuhan Ekonomi Sultra Capai 6,4 Persen

551
×

2019, Pertumbuhan Ekonomi Sultra Capai 6,4 Persen

Sebarkan artikel ini
Ilutrasi

Reporter: Ferito Julyadi
Editor: Taya

KENDARI – Tinggi dan rendahnya inflasi suatu daerah, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Angka inflasi tiap tahun pun terus berubah termasuk di Sulawesi Tenggara.

Terkait hal tersebut pemerintah membentuk Tim Pengendali Inflasi (TPI) yang salah satu tugasnya adalah menjaga laju inflasi yang rendah dan stabil sebagai persyaratan pertumbuhan laju ekonomi yang berkesinambungan, dan akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Hubungan Masyarakat Kantor Bank Indonesia Perwakilan (KPw) Sulawesi Tenggara, Dedy Prasetyo menuturkan berdasarkan pantuan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), salah satu hal yang menjadi masalah terkait inflasi di Sultra, yaitu inflasi bahan makanan dan bencana alam.

“Untuk wilayah Sultra, bahan makanan menjadi salah satu hal yang menyebabkan angka inflasi naik. Tahun 2019 inflasi bahan makanan mencapai 5,3 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2018 yang hanya mencapai angka 2,4 persen. Bencana alam juga sangat berpengaruh terhadap laju inflasi,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (7/1/2020).

Dedy mengungkapkan inflasi Sultra 2019 sangat baik yakni sebesar 2,70 persen meski sedikit naik dibandingkan pada tahun sebelumnya.

“Inflasi Sultra tahun ini mecapai 2,70 dan itu sudah baik. Meskipun tahun sebelumnya lebih baik karena berada di angka 2,66 persen,” katanya.

Kata Dedy, inflasi Sultra yang stabil sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Kami terus menjaga agar inflasi tetap stabil, karena itu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. 2019, angka pertumbuhan ekonomi masyarakat Sultra kurang lebih 6,4 persen. Kami berharap kedepannya akan lebih baik lagi,” ungkapnya.(b)

You cannot copy content of this page