BAUBAUBUTONHEADLINE NEWSNASIONALNEWS

Abu Sayyaf Kembali Sandera Warga Buton dan Wakatobi, Keluarga Resah

1970
×

Abu Sayyaf Kembali Sandera Warga Buton dan Wakatobi, Keluarga Resah

Sebarkan artikel ini
La Saali, menunjukkan Kartu Indentitas anak kandungnya La Baa yang jadi korban Sandera Abu Sayyaf, ditemui di kediamannya di Desa Kamelanta, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Selasa (21/012020). Foto: Adhil/Mediakendari.com
La Saali, menunjukkan Kartu Indentitas anak kandungnya La Baa yang jadi korban Sandera Abu Sayyaf, ditemui di kediamannya di Desa Kamelanta, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Selasa (21/012020). Foto: Adhil/Mediakendari.com

Reporter: Adhil
Editor: La Ode Adnan Irham

BUTON – Kelompok separatis Abu Sayyaf kembali berulah. Setelah sebelumnya menyandera tiga warga Kota Baubau dan berhasil diselamatkan, kali ini lima warga asal Kabupaten Buton dan Kabupaten Wakatobi kembali disandera.

Berdasarkan keterangan tertulis dari kepolisian Tambisan, Sabtu (18/01/2020) dikutip dari Kompas.com, lokasi penyanderaan lima WNI tersebut berada dekat dengan lokasi penyanderaan tiga WNI Asal Kota Baubau Sebelumnya, tepatnya di perairan Tambisan, Malaysia.

Kelima korban sandera tersebut teridentifikasi merupakan warga Sulawesi Tenggara, dimana empat orang berasal dari Wakatobi yaitu Arsyad Dahlan (41), Riswanto Hayono (27), Edi Lawalopo (53) dan Syarizal Kastamira (29) dan satu orang korban lagi berasal dari Kabupaten Buton atas nama La Baa (32).

Ditemui di kediamannya di Desa Kamelanta, Kecamatan Kapuntori, Kabupaten Buton, Waina, kakak kandung La Baa mengaku kaget dan resah atas kabar penyanderaan La Baa.

Dirinya berharap, pemerintah Indonesia segera membebaskan La Baa bersama semua korban lainnya, seperti yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap korban sandera sebelumnya.

“Kasian, kita tidak tau kabar La Baa disandera kalau bukan Informasi dari Babinsa. Kita tidak tau mau bagaimana, kita cuma minta tolong kasian selamatkan adik saya itu,” ucapnya sedih.

Dikutip dari CNNIndonesia.com, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) cukup menyesalkan kasus penculikan nelayan Indonesia secara berulang-ulang di perairan Malaysia.

Kemenlu saat ini, tengah berupaya berkolaborasi dengan Pemerintah Filipina untuk membebaskan lima WNI yang baru saja disandera pada 16 Januari 2020 lalu. (A)

You cannot copy content of this page