Reporter: Erlin
Editor : Def
ANDOOLO – Keberadaan Pelayanan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Potoro di Kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) dinilai tidak maksimal dalam memberikan pelayanan. Hal ini menjadi sorotan dari berbagai kalangan masyarakat, pasalnya sentra pengisian BBM yang terletak di Ibu Kota ini memiliki stok BBM yang cepat habis, bahkan kejadian seperti ini sudah berlangsung sejak lama.
Salah satu warga setempat, inisial BN (39), kepada Mediakendari.com mengaku kesal atas pelayanan SBPU tersebut. Kata dia, SPBU Potoro ini, paling lama pengisian BBM-nya sampai jam 10.00 Wita saja, setelah itu sudah habis. Padahal konsumen yang dilayani SPBU tersebut tidak seberapa, karena pihak SPBU lebih mengutamakan pengisian jerigen dan tangki rakitan.
“Mulai dari pengisian BBM jenis Solar, Pertalite, maupun Premium, pihak SPBU Potoro melegalkan pengisian langsung ke jerigen, dan setiap hari itu terjadi, sehingga kami yang antri kerap tidak kebagian,” kesalnya
Dari pantauan Mediakendari. com pada Kamis (17/1/2019) sekitar pukul 11:00 Wita, tampak salah seorang pengendara roda empat yang membawa jerigen yang ditumpuk di belakang mobil yang baru saja diisi BBM. Padahal, idealnya SPBU bersubsidi itu diperuntukan bagi pengendara umum. Teranyar fenomena pengisian BBM oleh pihak SPBU Potoro, langsung ke jerigen dan mobil-mobil tangki rakitan, bukan hal yang disembunyikan lagi karena kejadian ini terjadi setiap harinya.
Wakil Bupati Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Konsel, Dedi Arman mengaku dirinya juga pernah mendapati kejadian yang dikeluhkan warga. Dimana saat itu, karyawan SPBU Potoro lebih mengutamakan pengisian jerigen dan tangki rakitan dibanding kendaraan umum.
“Saya heran juga, kok manager SPBU itu tidak melarang karyawannya, untuk tidak mengutamakan pengisian jerigen dan tangki rakitan. Anehnya, pihak manager malah ikut menyaksikan kejadian tersebut, tanpa ada tindakan apapun,” tegasnya.
Selain itu, sambung Dedi pihaknya mendapati para pemilik jerigen dan tangki rakitan, sering memberikan uang tip kepada kariawan SPBU dari harga normal BBM perliternya. Sambung Dedi, patut diduga itu adalah pungli karena uang tersebut tidak diketahui peruntukannya.
“Dari pantauan saya, ada harga yang ditetapkan karyawan SPBU, kepada pemilik jerigen dan tangki rakitan yang diisi dan itu diluar harga normal BBM yang telah ditetapkan pihak Pertamina. Menurut keterangan teman saya, yang juga pemilik jerigen, uang tip itu memang benar untuk pembayaran pengisian jerigen dan tangki rakitan,” ungkapnya.
Sementara itu, Manager SPBU Potoro, Samsudin saat dikonfirmasi mengakui jika SPBU Pootor melakukan pengisian BBM langsung ke jerigen dan tangki rakitan. Pasalnya menurut dia BBM jenis solar dan pertalite sudah beralih menjadi industri, bukan lagi subsidi sehingga pengisian jerigen bebas.
“Untuk pengisian Premium itu juga bebas mengisi lewat jerigen, karena adanya rekomendasi Pemerintah, dalam hal ini Kepala Desa (Kades),” katanya melalui via SMS-nya.
Namun ketika hendak mengkonfirmasi terkait bukti rekomendasi dan Kades mana, yang mengeluarkan rekomendasi pengisian premium langsung kejerigen. Pihak SPBU tidak menjawab pertanyaan tersebut dan ketika media ini menelepon pihak manager, dirinya tidak memberi respon. (A)