KENDARI – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sultra, Minot Purwahono mengatakan, KPwBI Sultra memprediksi bahwa inflasi di Januari sebesar 0,6 persen.
“Angka ini baru prediksi Minggu pertama dan kedua. Karena sudah ada tekanan dibeberapa komoditas antara lain ikan dan beras,” ungkap Minot di Kendari, Kamis (18/01).
Pihaknya memprediksi di Januari berkisar 0,6 sampai 0,7 persen inflasi di Sultra. Hal itu dikarenakam telah ada tekanan dikomoditas ikan yang dipengaruhi oleh cuaca sehingga banyaknya nelayan yang terhambat beraktivitas. Namun lanjutnya, itu hanya beberapa jenis ikan tertentu, kemudian sayuran juga mengalami kendala karena cuaca dan juga mengurangi suplai di pasar.
“Untuk itu, peran dari TPID banyak sekali langkah untuk menurunkan harga dengan cara sidak di akhir tahun untuk memastikan stok tersedia cukup termasuk harga dipasaran,” ucapnya.
Katanya, BI bersama-sama dengan Disperindag Sultra dan Bulog melakukan operasi pasar beras dan langkah tersebut untuk menstabilkan harga.
“Kenapa saya memprediksikan bahwa akan terjadi Inflasi di Januari ini, karena kondisi iklim yang sudah mulai hujan dan angin yang tidak menentu dapat mempengaruhi nelayan untuk memperoleh tangkapan ikan dan produksi sektor pertanian akibat cuaca ekstrim,” ujarnya
Pihaknya bersama TPID selalu berupaya menjaga stok beras dan penyaluran bahan pangan agar tetap stabil agar tidak mengganggu perubahan harga pangan di pasaran yang dapat menimbulkan inflasi.
“Memang di awal Januari ini saya melihat ada gejala untuk terjadinya inflasi. Dimana ada dua komoditi penyumbang inflasi yang tinggi di bulan lalu yakni beras dan ikan. Gejolak tersebut sudah mulai terasa hingga masuk Minggu ke tiga di Januari ini,” pungkasnya.
Reporter: Waty
Editor: Kardin