Reporter : Rahmat R.
KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Ali Mazi menyebut potensi bahan tambang di Sultra mencapai 1 miliar ton. Dan tidak akan habis meskipun dikelola hingga 20 tahun kedepan.
Hal itu diungkapkan Ali Mazi dihadapan delapan anggota DPR RI Komisi VI peserta kunjungan kerja (Kunker) di Kantor Gubernur Sultra, Senin 2 Februari 2020. Salah seorang peserta Kungker yakni Rusda Mahmud, anggota DPR RI Dapil Sultra.
“Kita bersyukur dihadiri Komisi VII DPR RI karena sesuai dengan potensi daerah kita. Mereka bisa melihat langsung permasalahan di bidang pertambangan di Sultra,” kata Ali Mazi.
Dikesempatan tersebut Politisi Nasem ini juga mengungkapkan bahwa ada sebanyak 3 ribu Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk mengolah kekayaan pertambangan yang ada di Sultra.
“Pertambangan di Sultra memiliki 3 ribu lebih IUP, ada yang bergerak ada yang mandek. Pihak kami sementara merapikan ini, kami minta bantuan dan dukungan dari komisi VII,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Sultra ini juga menyinggung proses pengurusan IUP yang saat ini menjadi kewenangan pemerintah provinsi, dan bukan kewenangan pemerintah kabupaten.
Selain itu, Ia juga menyinggung tambang yang masa berlakunya selesai dan harus dilelang Kementrian ESDM. Dimana harus adanya uang jaminan masuk di kas negara Rp 1 triliunan, untuk perusahaan pemenang lelang.
“Tingginya jaminan ini takutnya tidak ada yang ikut, masalah lain tanah yang digali tidak memiliki kadar nikel, dan perusahaan sudah menyetor jaminan. Jadi ini harus dipertimbangkan uang administrasi boleh saja tetapi tidak boleh tinggi,” ujarnya.
Ali Mazi berharap dengan kehadiran anggota Komisi VII DPR RI bisa memberikan kontribusi positif terkait masalah tambang yang ada. “Mudah-mudahan masalah tambang sangat kental, ” tukas Ali Mazi.
Sementara itu, Ketua Tim Kunker Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno, mengatakan, tujuan mereka ke Sultra untuk mendapatkan masukan dalam rangka penugasan UU, APBN dan pemerintahan yang menyangkut energi.
“Kami menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat untuk dibicarakan dengan mitra kerja di pusat. terakhir adalah mendorong pastisipasi kerja bidanh energi dan riset, ” singkatnya.