KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Elfiana Seti adalah nama yang terpilih sebagai lulusan terbaik di wisuda gelombang pertama periode Januari-April 2023 di Universitas Halu Oleo (UHO) Rabu (3/5).
Dirinya mengalakan 1.293 mahasiswa lainnya dengan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,88 dengan lama studi 3 tahun 6 bulan di Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian angkatan tahun 2019.
Elfiana merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara yang berasal dari Desa Lalonggasu, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dalam mencapai prestasi ini menurutnya bukanlah hal yang mudah, sebab ia telah banyak melewati berbagai rintangan dan tantangan yang banyak mengeluarkan keringan dan air mata selama menjalani proses perkuliahan.
Terlebih Gadis berusia 22 tahun ini hanya merupakan anak petani dari Sarfin sedangkan Ibunya bernama Beti hanya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT).
Namun dengan kondisi orang tuanya yang seperti demikian tidak meyurutkan niatnya sedikitpun untuk mengubur cita-cita demi membahagiakan kedua orang tua lewat jalur bersekolah setinggi-tingginya.
Sebab cemohan hingga kutukan telah dirasakan. Orang tua yang hanya bekerja sebagai petani dan lulusan Sekolah Dasar (SD) membuat keluarganya dipandang sebelah mata bahkan hingga dirinya dikatakan bakal ikut bodoh dan akan mengikuti jejak orang tuanya.
“Peran orang tua saya cukup penting, soalnya selain mereka yang membiaya saya mereka juga yang memotivasi saya supaya saya bisa bangkit dari cemohan orang yang mengatakan bahwa orang tua saya hanya petani, hanya lulusan SD anaknya juga pasti bodoh,” ungkapnya.
Hal itulah yang dijadikannya sebagai motivasi untuk terus belajar dengan gigih dan menanamkan dalam diri agar bisa selalu mendegarkan segala perintah orang tua saat berkuliah. Sebab dirinya mengakui bahwa orang tuanya dikampung selama berkuliah banyak melakukan pinjaman demi kebutuhannya bisa terpenuhi saat menuntut ilmu.
Selain itu, sebagai mahasiswa saat berkuliah tentunya memiliki kenangan masa-masa sulit yang tidak bisa dilupakan, begitu juga dengan Elfiana. Ia mengaku memiliki pengalaman yang sangat menyedihksn saat itu.
Pengalaman tersebut, yakni ditinggalkan oleh sahabatnya saat duduk di bangku sementar V karena sakit hingga meninggal dunia.
Teman yang selalu ada di saat susah maupun senang bahkan menjadi salah sat pendorong keberhasilannya saat ini, sebab selama ia berteman dengannya selalu mendapatkan motivasi dari ketekunan belajar teman karibnya tersebut.
“Kematin sahabat saya, pada saat sementara V. Bisa dikata itu sahabat saya juga menjadi salah satu penyemangat maupun yang memotivasi saya dalam belajar karena kepintarnya yang selalu mengajak kami untuk mengerjakan pekerjaan kampus,” katanya.
Olehnya, di kesempatan ini dirinya menyampaikan bahwa memilih teman dekat saat berkuliah sangat penting karena dia nantinya yang dapat mengarahkan ke hal-hal yang baik di saat kondisi sedang malas dalam mengurus soal perkuliahan.
Terakhir, dirinya menyampaikan pesan kepada seluruh pejuang toga untuk tetap semangat dan selalu mendengarkan pesan orang tua dengan belajar secara tekun dan hilangkan rasa minder bila berasal dari latar belakang yang memiliki keterbatasan ekonomi dengan membuktikan bahwa semua itu bukanlah penghalang untuk meraih suatu impian yang menurut orang lain tidak mungkin.
Rencananya setelah ini, Elfiana akan melanjutkan pendidikan S2 dengan memilih perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gajah Mada (UGM) untuk di dalam negeri namun bila diberi kesempatan kuliah diluar negeri, Negara Amerika yang akan menjadi pilihannya.
“Rencana saya mau lanjut S2 kalau misal dapat beasiswa untuk lanjut S2, tapi kalau misal tidak dapat beasiswa saya akan bekerja dulu, setelah bekerja mengumpulkan uang bisa saya lanjut S2 lagi,” ucapnya.
“Targe S2 kalau sesuai jurusan saya untuk di dalam Indonesia saya mau ambil di UGM atau IPB kalau misalnya di luar negeri saya mau coba pergi di Amerika,” tambahnya.
Reporter : Muhammad Ismail