RAHA – Wa Tiba, warga Desa Persiapan Lawela Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna yang menjadi korban terkaman ular piton pada Jumat (15/6) lalu, menyisahkan pilu pada sanak keluarga terutama putri semata wayangnya.
Sarliti nama lengkapnya. Umur baru beranjak 14 tahun dan masih duduk di bangku kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Setelah kepergian ibunya, kini Sarliti harus tabah untuk tinggal bersama neneknya, karena ayah kandungnya yang belum memiliki pekerjaan tetap dan biasanya mencari nafkah sebagai buruh konteiner di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Untuk itu, ia sangat membutuhkan perhatian khusus dari orang-orang terdekat agar semangat hidupnya tidak terpuruk dan menyisahkan trauma mendalam akibat kejadian naas yang menimpa ibunya.
Melihat kondisi yang dialami Sarliti kini, banyak kalangan masyarakat Muna yang merasa iba dan prihatin. Salah satunya para dermawan dari alumni angkatan 2007 Sekolah Menengah Atas Negeri Satu (1) Raha (Smansara).
Dengan rasa kemanusiaan dan kepedulian antar sesama, mereka datang mengunjungi rumah duka guna menyemangati Sarliti dan memberikan beberapa bantuan sumbangan berupa sembakom.
“Ini kita lakukan agar dapat membangkitkan kembali semangat hidup Sarliti dan tidak terus terlarut dalam kesedihan,” ujar Ketua Alumni Angkatan 2007, Ahmad Seghati Firihu, diamini rekan-rekannya, Selasa (19/6).
Adik kandung dari Rektor Universitas Halu Oleo (UHO), Muhammad Zamrun ini berharap, agar bantuan yang diberikan, dapat berguna bagi keluarga yang ditinggalkan dan diterima dengan ikhlas.
“Semoga ia (Sarliti, red) bisa kembali menjalani kehidupan sehari-harinya seperti biasa dan rejekynya semakin bertambah,” cetusnya dengan nada penuh harap.
Senada dengan itu, Ketua Panitia Baksos, Astri Wulan, mengatakan jika Baksos yang mereka lakukan yakni kegiatan rutin tahunan dan tulus atas kepedulian dirinya bersama rekan-rekannya.
“Ia, selain itu juga ada donasi yang diberikan buat masjid. Semoga semua itu dapat menjadi berkah buat kita semua,” imbuhnya.
Reporter : Erwinsyah SJ
