NASIONAL

APD Tenaga Medis di Sultra Minim, Pemerintah Pusat Diminta Ambil Sikap

670
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Wa Ode Rabia Al Adawia Ridwan,

Reporter : Rahmat R.

KENDARI – Pemerintah Pusat diminta bertindak untuk mengatasi minimnya Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis di rumah sakit di Sulawesi Tenggara (Sultra).

Hal itu diungkapkan anggota DPD RI, Wa Ode Rabia Al Adawia Ridwan, bahwa pemerintah pusat harus segera mendistribusikan APD bagi tenaga medis di Sultra.

“Pemerintah harus mendistribusikan APD untuk pencegahan corona ke tenaga medis. Karena ini sudah mendesak,” kata Wa Ode Rabia Al Adawia Ridwan, dalam keterangan tertulis, Minggu (22/03/2020).

Menurutnya, tenaga medis di RS Bahteramas mengeluhkan minimnya APD seperti masker dan jas pelindung diri atau hazardous materials suit (hazmat).

“Anggota saya cek ke RS Bahteramas dan betul persediaan APD bagi tenaga medis sangat berkurang dan statusnya sangat membutuhkan,” ungkap Wa Ode Rabia.

Disebutkannya, dari laporan yang diterima stok APD di RS Bahteramas saat ini tersisa 17 buah cover all atau biasa disebut pakaian astronot dengan masa pakai untuk dua hari kedepan.

“Itu tidak mungkin cukup. Ini harus menjadi perhatian pemerintah pusat agar menambah stok APD untuk keselamatan tenaga medis,” tegasnya.

Anggota komite II DPD RI ini juga menegaskan, dirinya akan mengirim surat ke Pemerintah Pusat melalui Menteri Kesehatan RI untuk memenuhi kebutuhan RS Bahteramas dalam penanganan Covid 19 di Sultra.

“Saya akan pantau dan koordinasi dengan Kemenkes RI, DPR RI, dan BNPB. Mengingat banyaknya masukan dari Dapil, baik DPRD Provinsi maupun DPRD kabupaten kota, serta pemerintah daerah. Semoga direspon secepatnya,” ucap Rabia.

Ditegaskannya, minimnya APD dalam penanganan pasien Corona justru dapat mengancam jiwa dan keselamatan para tenaga medis di RS.

“Menjadi kekhawatiran saya apabila ada pasien positif Corona, terus dievakuasi dengan fasilitas yang minim, malah justru akan menambah korban terkena virus corona,” imbuhnya.

Rabia mengingatkan, saat ini lebih 150 negara telah terpapar Corona dan WHO sudah menyatakan sebagai darurat global, sehingga masalah ini jangan dianggap enteng.

“Jadi harus hati-hati, jangan menganggap enteng, kita harus disiplin soal ini,” minta Putri mantan Bupati Muna Ridwan Bae ini.

Ia menyebut, untuk di Indonesia sendiri, data terbaru terdapat 450 orang terinfeksi, meninggal 38 orang dan sembuh 20 orang. Utuk itu, Ia berharap masyarakat Sultra tetap tenang, dan mematuhi kebijakan Pemerintah.

“Pemerintah bekerja melindungi masyarakatnya, apa yang menjadi himbauan agar diperhatikan. Semoga Corona segera berakhir, dan masyarakat dapat beraktivitasnya normal,” tutupnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version