FEATURED

ASITA Sultra: Aksesibilitas Menuju Wisata Bawah Laut Wakatobi Tidak Memadai

559

KENDARI – Association of the Indonesian Tour dan Travel Agencies (ASITA) merupakan suatu perkumpulan yang mewadahi pengusaha atau pelaku usaha di bidang jasa perjalanan wisata di Indonesia. ASITA didirikan pada 7 Januari 1971 dan berkantor pusat di Jakarta.

Di Sulawesi Tenggara, ASITA kini juga telah memiliki kantor cabang, di bawah nahkoda Rahman Rahim. Sekretariat Dewan Pimpinan Daerah ASITA beralamat di Jl. Kapten Pierre Tendean, Kec. Baruga, Kota Kendari.

Fenomena pariwisata di berbagai daerah di Sulawesi Tenggara mengalami perkembangan signifikan hingga saat ini. Misalnya, Wisata Pulau Labengki, Pulau Bokori dan lain –lain.

Berbeda halnya dengan wisata bawah laut Wakatobi yang meski telah dikenal di kancah nasional, namun objek wisata ini dinilai masih kurang memadahi dari segi amenitas dan aksesibilitasnya.

Rahman Rahim mengatakan, masyarakat menjadikan Wakatobi sebagai barometer pariwisata di Sulawesi Tenggara, namun fakta yang sering ditemukan di sana, wisata Wakatobi kurang memadahi dalam segi amenitas dan aksesibilitas.

“Wakatobi itu barometer wisata kita, tapi di sana masih minim dari segi amenitas yang terdiri dari perhotelan , rumah makan, restoran dan karoke, souvenir rumah sakit yang sesuai standar internasional. Dari segi aksebilitasnya Wakatobi masih kurang memadahai,” ucap Rahman Rahim saat ditemui wartawan mediakendari.com di sekretariat DPD ASITA Sultra, Senin 16/10/2017.

Menurutnya, hakekat dan makna pariwisata adalah kembalinya orang yang pernah berkunjung ke tempat wisata.

“Inti dari pariwisata adalah orang yang pernah datang itu datang kembali, itu yang dinamakan sebuah pariwisata, begitupun sebaliknya jika tidak ada wisatawan yang kembali berarti bukan pariswisata, tidak memiliki sapta pesona, sehingga hal-hal yang mendasar harus dibenahi sejak awal sebelum melangkah lebih jauh,” tambahnya.

Kedepannya, ia berharap kepada Kadis Pariwisata di setiap daerah lebih serius dalam menangani masalah- masalah seperti ini.

“Saya berharap kedepannya kepada Kadis Pariwisata di setiap daerah lebih serius dalam menangani masalah-masalah seperti ini. Karena pariwisata adalah salah satu pendorong untuk perkembangan sebuah daerah,” tutup Rahman.

Reporter: Debby Ayu
Editor: Ronal Fajar

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version