MUNA BARATNEWSSULTRA

Bawaslu Mubar Bina Pengawas Pemilu

1125
×

Bawaslu Mubar Bina Pengawas Pemilu

Sebarkan artikel ini
Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga, Waode Muniati Rigato, S. Kep (berhijab), Kordiv Hukum dan Penanganan Pelanggaran, LM Yasri,S.p (kanan), komisoner KPU Mubar Alirun Asa (kiri), Staf Bawaslu Mubar Madjid, S. Ip (tengah) dalam kegiatan Pembinaan Pengawas Pemilu, Foto : Ist

Reporter: Jul Awal
Editor: La Ode Adnan Irham

LAWORO – Pemilihan umum akan dilaksanakan 2024 mendatang. Meski waktunya masih cukup panjang, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) sejak dini bersiap untuk menyambut pesta demokrasi yang rencananya dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan gubernur dan pemilihan bupati.

Bawaslu Muna Barat mulai melaksanakan sosialisasi pembinaan dan penguatan kepada masyarakat, Senin (9/12/2019) di Aula Satpol PP Mubar yang pesertanya berasal dari staf Bawaslu dan staf Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antarlembaga, Waode Muniati Rigato, SKep mengatakan, pada dasarnya pengawas pemilu harus memiliki Soliditas, Integritas, Mentalitas, dan profesionalitas atau disingkat SIMP. Sehingga tercipta asas pemilu yang demokratis yaitu luas, bebas, rahasia, jujur dan adil.

“Untuk mewujudkan pemilu demokratis itu, penyelenggara harus memiliki SIMP tadi,” ungkapnya.

Baca Juga :

Ia juga menambahkan, pembinaan itu bertujuan agar semua siap menghadapi tahapan pemilu kedepan.

Bawaslu juga menyadari, mengawasi pesta demokrasi, butuh kerjasama semua elemen dan harus selalu bersosialisasi di masyarakat.

“Artinya kerja-kerja Bawaslu selalu didukung oleh stakeholder dan untuk mewujudkan ini ya sosialisasi seperti ini dan ini termasuk bentuk pengawasan partisipatif, sesuai tagline Bawaslu (Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu),” kata Muniati usai kegiatan.

Selain itu, Ia juga mengatakan terkait desa binaan Bawaslu, pihaknya memilih Desa Suka Damai kecamatan Tiworo Tengah Mubar. Dimana desa ini termasuk desa yang memiliki ragam budaya.

“Disana banyak suku, agama dan ras, sehingga bisa kita bentuk anti isu SARA,” tutupnya. (B)

You cannot copy content of this page