Reporter : Ferito Julyadi
KENDARI – Memikirkan masa depan merupakan hal yang wajib ada di setiap individu. Merancang dan menyusun terget ataupun tujuan tentu harus dilakukan sejak dini.
Namun kadang kali para investor pemula memiliki pemikiran yang justru membuat investasi mereka sulit berkembang, dan akhirnya gagal.
Pelaksana Harian (PH) Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sultra, Ricky membeberkan ada tiga kesalahan utama yang membuat investor pemula mengalami kegagalan dalam investasi.
Pertama, kata Ricky, ingin instan dan tidak sabaran. Banyaknya ajakan baik dari oknum maupun di sosial media tentang investasi dengan embel-embel mendapat keuntungan dengan cepat, menjadi hal yang menggiurkan. Padahal, investasi di pasar modal tidak ada yang instan.
Terbujuk oleh rayuan atau omongan orang, ditambah lagi banyaknya ajakan melalui sosmed menjadi maslah utama bagi pemula saat akan berinvestasi. Ingin dapat keuntungan dengan instan membuat para pemula enggan untuk mencari tahu dan belajar banyak tentang investasi.
Belajar mengenai investasi baik di pasar modal maupun investasi lain sangat penting. Mencari informasi tentang investasi bukan berdasar dari kata orang.
Planning atau perencanaan dan terus menambah asupan-asupan terkait investasi harus terus dilalukan, karena itu yang sangat penting dalam investasi. Namun, sering dilupakan oleh investor pemula.
Kedua, menunda-nunda berinvestasi. Hingga saat mindset atau pemikiran investasi hanya untuk para pebisnis berusia kolot yang memiliki modal besar. Padahal, sahabat investasi adalah waktu, lebih cepat lebih baik. Karena dalam investasi atau keuangan ada yang namanya Compound Interest atau Bunga Majemuk, yakni bunga yang dihitung dengan membungakan pinjaman pokok ditambah bunga dari periode sebelumnya, dengan kata lain bunga berbunga.
Pada setiap periode pembungaan, bunga yang baru ditambahkan kepada pokok pinjaman, dan jumlah inilah yang dibungakan untuk periode selanjutnya. Semakin cepat melakukan investasi, maka semakin cepat dan besar keuntungan didapatkan.
Bahkan, BEI Sultra pun selalu menekankan mulailah investasi di usia muda. Karena, itu menjadi tabungan yang tentunya sangat bermanfaat untuk masa depan.
Saat ini investasi sudah bisa dimulai hanya dengan uang Rp 100 ribu. Tidak harus menunggu mempunyai perusahaan dengan karyawan yang berhamburan.
Investasi secara umum pun tidak harus di pasar modal, karena dalam berinvestasi harus disesuaikan dengan pribadi masing-masing.
Ketiga, tidak memikirkan kondisi keuangan. Meskipun investasi di usia muda sangat penting, namun hal tersebut tidak bisa menjadi alasan kuat dan memaksa diri untuk berinvestasi.
Banyak orang yang ingin berinvestasi, tetapi hidup mereka belum benar secara keuangan. Jika dengan kondisi keuangan yang tidak baik, kemudian memaksakan diri terjun ke investasi, pasti investasinya tidak akan benar atau akan mengalami kegagalan.
Misalnya, ada seseorang yang ingin berinvestasi tetapi modal yang Ia gunakan adalah hasil utang. Hal itu tidak dibenarkan, karena prinsip dalam berinvestasi dana yang digunakan adalah dana dingin, dalam artian dana lowong yang kita sisihkan dari penghasilan. Padahal, kondisi keuangan juga merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam memulai investasi.
“Ketiga hal tersebut menjadi masalah-masalah utama bagi mereka yang akan memulai berinvestasi baik di pasar modal maupun di bidang lain,” pungkas Ricky.