Reporter : Erwino
Editor : Taya
RAHA – Beberapa siswa kelas satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Raha, Kabupaten Muna terancam tak dapat mengikuti Ulangan Semester II penaikan kelas karena belum membayar uang komite sebesar Rp. 150 ribu.
Akibatnya, kartu ulangan para siswa ditahan. Salah seorang orang tua siswa yang enggan disebutkan namanya ini pun geram ketika mendengar perihal tersebut.
“Sampai saat ini anak saya belum menerima kartu ulangannya karena belum bayar komite. Ini kan sudah tidak benar namanya,” katanya dengan nada kesal saat ditemui dikediamannya, Sabtu (11/5/2019).
Ia tak terima jika anaknya batal ikut ulangan hanya gara-gara belum melunasi pembayaran uang komite sekolah. Apalagi menurutnya, iuran komite itu terbilang pungutan liar (Pungli) karena kebutuhan sekolah saat ini telah terbantu dengan adanya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Harusnya tidak boleh lagi ada pungutan yang mengikat karena dana BOS kan sudah ada. Kalau misalnya berupa sumbangan, itu tidak apa-apa karena menggunakan proposal sehingga peruntukannya jelas,” timpalnya.
Kata dia, jika benar anaknya tak dapat di ikutkan ulangan pada Senin (13/5/2019), maka dirinya bakal melaporkan ke pihak berwajib atas hak anaknya untuk memperoleh pendidikan yang tidak terpenuhi.
“Kalau tidak dikasi ikut ulangan, saya akan lapor Polisi,” kesalnya.
Di tempat terpisah, Harny Arsida yang merupakan salah seorang Wali Kelas 1 di SMA yang dinahkodai Muhidin itu membenarkan soal iuran komite Rp. 150 ribu selama jenjang tiga tahun mengenyam pendidikan bagi siswanya. Soal ancaman tak ikut ulangan bagi siswa, dia mengaku hanya menjalankan arahan dari Bendahara Komite.
“Memang benar sampai saat ini kartu ulangan bagi anak-anak yang belum lunasi uang komite masih ditahan, sesuai arahan Bendahara Komite,” bebernya kepada mediakendari.com.
Harny menjelaskan, seperti yang diketahuinya peruntukan uang komite itu nantinya bakal digunakan sebagai pengadaan komputer sekolah.
“Yang tahu semua itu hanya Bendahara Komite, saya cuman ikuti saja arahannya,” jelasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada konfirmasi dari Bendahara Komite dan Kepala Sekolah SMAN 1 Raha. (a)