FEATUREDKONAWE KEPULAUANSULTRA

Belum Diresmikan, Pelabuhan di Konkep Roboh

949
×

Belum Diresmikan, Pelabuhan di Konkep Roboh

Sebarkan artikel ini

LANGARA  –  Bupati Konawe Kepulauan (Konkep) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan ditemani Kepala Dinas (Kadis) Perhubungan,  turun langsung meninjau bangunan Pelabuhan Nipa-Nipa yang roboh, Selasa (20/2/2018).

Pasalnya, Pelabuhan Nipa-Nipa yang terletak di Desa Tumburano Kecamatan Wawonii Utara telah roboh pada Senin dini hari sekitar Pukul 02:30 Wita.

Pelabuhan yang menelan keuangan negara sebesar Rp 3,4 miliar tersebut bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), yang dikerjakan oleh PT Tiga Roda Perkasa, ironisnya baru berusia setahun bangunan tersebut sudah ambruk. Bahkan bangunan tersebut belum sempat diresmikan oleh Pemda setempat.

Robohnya pelabuhan Nipa-Nipa kembali menambah deretan proyek pembangunan di Tahun 2017 daerah Konkep yang dianggap gagal. Pasalnya belum lama ini bangunan Talud normalisasi kali yang terletak di Desa Waturai Kecamatan Wawonii Tenggara juga roboh dengan panjang 20 meter, kini kembali giliran pelabuhan Nipa-Nipa yang mengalami nasib sama.

Saat dikonfirmasi, Bupati Konkep, Amrullah mengungkapkan, pihaknya baru mengetahui robohnnya pelabuhan Nipa-Nipa pada Senin kemarin, dan kunjungan hari ini dilakukan bukan sebagai Bupati Konkep melainkan seorang yang ahli di bidang teknisi kontruksi.

“Robohnya pelabuhan ini tidak serta merta kita menjustifikasi karena kesalahan Desain RAB maupun pengerjaan pelaksanaan di lapangan, yang tidak sesuai dengan Desain RAB. Karena kita harus menelaah lebih mendalam serta mempertimbangkan Desain RABnya seperti apa,”jelasnya.

Selain itu kata Amrullah, menurut laporan warga, robohnya pelabuhan tersebut disebabkan karena faktor cuaca yang kurang bersahabat.

“Pada saat Senin malam kemarin, faktor alam kurang bersahabat, itu menurut keterangan warga setempat,”ungkapnya.

Setelah memeriksa beberapa titik, pihaknya menerangkan, robohnya pelabuhan diakibatkan guncangan gelombang ombak yang dahsat, sehingga membuat salah satu tiang penyangga di bawah patah, karena bangunan tersebut berbentuk monolik, ketika satu rusak maka yang lain juga akan mengalami kerusakan.

“Kami juga sudah berkoordinasi dengan Kontraktor pelaksana dan mereka siap bertanggung jawab atas kejadian ini. Apalagi bangunan ini masih dalam waktu pemeliharaan dan pihaknya sudah mengintruksikan dalam jangka waktu dua bulan bangunan ini harus sudah dituntaskan,” tegasnya. [sg_popup id=”18″ event=”onload”][/sg_popup]

Reporter: Ajad Sudrajad
Editor: Kardin

You cannot copy content of this page