ASIA – Operasi bersama menghadapi Taliban di Afghanistan Utara, Jumat (22/3) menewaskan dua tentara Amerika dan seorang Afghanistan mitra mereka, kata para pejabat.
Kelompok pemberontak itu menyatakan serangan itu terjadi di daerah kekuasaan Taliban di sekitar ibukota provinsi Kunduz yang bergejolak.
Para pejabat dari Operation Resolute Support yang dipimpin NATO mengukuhkan dua korban tentara Amerika. Ini membuat personel militer Amerika yang tewas di Afghanistan tahun ini menjadi empat orang.
Baca Juga :
- Ketum SMSI Ucapkan Selamat untuk Presiden Taiwan Terpilih
- Menlu China, Iran Bertemu di Tengah Ketegangan di Timteng
- China Ajukan Dakwaan Resmi Terhadap Mantan Presiden Interpol
- Kaisar Naruhito Berjanji Doakan Kebahagiaan Rakyat dan Perdamaian Dunia
- Terlibat Jaringan Penyelundup Manusia, Warga India Dihukum di AS
- Kasus Surat Suara Tercoblos di Malaysia, Diupayakan Selesai, Sebelum 14 April
Taliban “dengan sengit” menghadapi serangan gabungan itu dan bentrokan berikutnya masih berlanjut di daerah itu, kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.
Ia mengklaim dalam suatu pernyataan singkat bahwa tiga tentara Ameirka dan sembilan anggota pasukan komando Afghanistan tewas, meskipun klaim Taliban kerap dibesar-besarkan. Mujahid tidak membahas korban di pihak Taliban dan menyatakan lebih banyak lagi rincian akan dirilis segera.
Para pejabat setempat menyatakan operasi itu menewaskan banyak pemberontak dan seorang anggota pasukan khusus Afghanistan juga termasuk yang tewas, sebut The New York Times.
Sekitar 14 ribu tentara Amerika yang ditempatkan di Afghanistan bertugas mendukung dan melatih pasukan Afghanistan yang memerangi Taliban Secara terpisah, militer Amerika juga melancarkan operasi terhadap kelompok-kelompok teroris, termasuk al-Qaida dan ISIS. Tahun lalu, 12 tentara Amerika tewas dalam aksi militer di Afghanistan. [uh]