WAKATOBI – Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Capacity Building Media di Kabupaten Wakatobi, Senin 06 Desember 2021. Kegiatan ini diikuti sebanyak 22 media di Sultra.
Kepala BI Perwakilan Sultra, Bimo Epyanto mengatakan sebagai bagian dari sinergi bersama dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional, Bank Indonesia mendukung penuh GBWI dan GBBI yang dicanangkan oleh pemerintah. Bank Indonesia sebagai bank sentral negara memiliki tujuan tunggal untuk menjaga kestabilan nilai rupiah yang diukur dari tingkat inflasi dan nilai tukar.
“Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan tersebut, Bank Indonesia memiliki visi yakni menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian Indonesia dan terbaik diantara negara emerging markets untuk Indonesia Maju, yang diturunkan dalam Program Strategis yang salah satunya ditujukan untuk “Memperkuat sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah untuk mengelola defisit transaksi berjalan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan”,” ungkap Bimo Epyanto.
Bimo menjelaskan program tersebut untuk bersinergi bersama Pemerintah Daerah dalam memaksimalkan sumber daya yang dimiliki daerah demi menurunkan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Penurunan defisit transaksi berjalan tersebut, urai Bimo, dilakukan dengan mendorong net ekspor barang dan jasa dengan fokus pada sektor/komoditas yang potensial. Salah satu sektor yang memiliki potensi tersebut yakni Pariwisata Wakatobi.
“Kami melihat bahwa pengembangan pariwisata Wakatobi sebagai salah satu destinasi Bali Baru yang ditetapkan oleh pemerintah memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang dan mendorong pemulihan ekonomi nasional. Dalam pelaksanaan berbagai program pengembangan yakni pengembangan UMKM pendukung pariwisata untuk mampu go export sebagai salah satu bagian yang terintegrasi dengan ekosistem desa wisata,” kata Bimo.
Bimo juga menerangkan pengembangan pariwisita juga akan diintegrasikan dengan digitalisasi mulai dari retribusi, UMKM ataupun wahana pariwisata sebagaimana telah dilaunching bersama website teropesu dan pembayaran digital untuk DAMRI. Intergrasi digital tersebut dilakukan sebagai langkah adaptasi dari perubahan gaya hidup dan pola fikir masyarakat saat ini yang semakin berbasis digital.
Ia mengatakan Bank Indonesia juga melakukan kajian pengembangan destinasi yang berorientasi pada pariwisata berkualitas (quality tourism) Wakatobi menunjukkan indeks performa quality tourism Wakatobi sangat baik untuk Faktor High Value atau Wisata Bernilai Tinggi (pengalaman bernilai tinggi, pelayanan dan akomodasi berbasis nilai, serta premiumness).
Namun demikian, indeks performa pada Faktor Sustainability atau Keberlanjutan masih perlu ditingkatkan, termasuk di dalamnya keberlanjutan lingkungan (antara lain pengolahan limbah) dan pemanfaatan ekonomi lokal (antara lain pemberdayaan masyarakat dalam aktivitas wisata bahari).
“Pengembangan pariwisata Wakatobi oleh Bank Indonesia juga tidak terlepas dari penguatan aspek 3A dan 2P yakni atraksi, amenitas, aksestabilitas, people, dan promotion. Strategi 3A dilakukan untuk dapat memberikan ciri khas dan meningkatkan daya tarik wisatawan, sedangkan strategi 2P lebih difokuskan dalam menyebarkan informasi dan memperkenalkan destinasi wisata secara masif ke masyarakat luas. Penguatan Aspek 3A dan 2P salah satunya diimplementasikan dalam bentuk Program Sosial Bank Indonesia untuk mendukung fasilitas penunjang desa wisata di Desa Waha, yang berupa pembangunan dermaga, pemberian kapal dan perlengkapan diving, serta fasilitas pendukung lainnya,” ungkapnya.
Di samping itu, dilakukan pula peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia sebagai salah satu faktor kunci pariwisata sebagai aktivitas penyediaan jasa. Masalah SDM merupakan kendala yang dihadapi dalam rantai nilai hulu-hilir pariwisata Wakatobi, sehingga dibutuhkan pengembangan dan penguatan kelembagaan agar terbentuk local champion.
“Oleh karena dibutuhkan bersinergi dan kolaborasi yang baik antar berbagai pemangku kepentingan yang terlibat demi mewujudkan Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan) di Kabupaten Wakatobi, serta bersama-sama mempromosikan pariwisata Wakatobi untuk menarik minat wisatawan domestik dan mancanegara,” bebernya.
Acara Wakatobi Wave adalah salah satu wujud sinergi dan kolaborasi nyata tersebut. Dengan memaksimalkan keunggulan sumber daya daerah Kabupaten Wakatobi yang digerakkan oleh berbagai pihak yang memiliki peran strategis di daerah sehingga pariwisata Wakatobi bisa bangkit dan mampu menjadi salah satu pionir destinasi wisata dunia dan mendorong pemulihan ekonomi daerah.
“Kami juga berharap media juga dapat menjadi salah satu channel komunikasi untuk turut mempublikasikan dan mempromosikan wisata sehingga dapat diketahui masyarakat,”pungkasnya.
Penulis : Sardin.D