Reporter : Ferito Julyadi
KENDARI – Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49. Angka itu melanjutkan data ekonomi di kuartal sebelumnya yang tercatat minus 5,32 persen.
Lalu, apakah dengan status resesi ekonomi itu memberi dampak secara lokal di Sulawesi Tenggara (Sultra)?
Pimpinan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Sultra, Suharman Tabrani saat ditanyai terkait hal tersebut menuturkan, saat ini tanda-tanda resesi baik secara nasional untuk Sultra justru mengabur.
“Baik nasional maupun khusus Sultra sudah ada tanda-tanda membaik. Meskipun masih dalam kondisi kontraksi ,tetapi tetap membaik,” ujar Suharman saat ditemui usai kegiatan rapat dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Selasa 24 November 2020 di salah satu hotel berbintang di kota ini.
Lanjutnya, agar ekonomi Sultra kedepannya dapat membaik pihaknya akan selalu mendukung Pemda. Misalnya dengan tetap disiplin protokol Covid-19, secara berlahan akan membuka sektor usaha dan kegiatan ekonomi.
“Misalnya kegiatan pertemuan kami dengan pihak Pemda Kota Kendari hari ini. Dengan mengikuti protokol kegiatan tadi bisa kami lakukan dan membuat imbas ke pendapatan hotel,” terangnya.
Kedepan atau 2021 mendatang, pihaknya berharap kondisi ekonomi baik nasional maupun Sultra sendiri bisa kembali normal.
Untuk ekonomi Sultra hingga akhir 2020, Suharman tidak bisa memastikan angka pastinya, namun dirinya optimis jika tahun ini ekonomi Sultra akan membaik dan akan lebih baik lagi di 2021 mendatang.
Dari Pemda sendiri pun ada anggaran untuk program pemulihan ekonomi nasional, itu akan mendorong konsumsi baik di masyarakat maupun pemerintah itu sendiri.
“Dimana pihak Pemda mendorong realisasi anggaran melalui belanja pegawai, hal itu bisa menjadi pendorong ekonomi Sultra dapat membaik,” pungkasnya.