Reporter : Ruslan
Editor : Indi
KENDARI- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat pertumbuhan ekonomi Sultra pada triwulan III 2018 sebesar 6,6 persen.
Capaian ini mengalami akselerasi pertumbuhan dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode sebelumnya yang sebesar 6,1 persen.
“Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian didorong oleh akselerasi yang terjadi pada konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah serta terkontraksinya impor. Sementara itu, dari sisi penawaran akselerasi pada lapangan usaha utama seperti lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, lapangan usaha pertambangan dan penggalian dan lapangan usaha industri pengolahan mendorong pertumbuhan perekonomian yang terjadi,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sultra, Minot Purwahono, Jumat (14/12/2018).
Lanjutnya, memasuki triwulan IV 2018, perkembangan beberapa indikator ekonomi di Sultra mengindikasikan arah pertumbuhan dengan tren meningkat dan diperkirakan mampu tumbuh pada kisaran 6,7 persen sampai 7,1 persen.
“Sektor ekonomi yang diperkirakan akan mengalami peningkatan kinerja yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, lapangan usaha industri pengolahan, lapangan usaha konstruksi dan lapangan usaha perdagangan besar dan eceran,” jelasnya.
Dengan capaian tersebut, perekonomian Sultra pada tahun 2018 diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan meskipun kecenderungan melambat dengan tumbuh pada kisaran 6,2 persen sampai 6,6 persen dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2017 yang sebesar 6,8 persen.
Dari sisi stabilitas keuangan, ditengah ketidakpastian global kondisi stabilitas sistem keuangan di Sultra relatif terjaga. Kondisi tersebut tercermin pada ketahanan keuangan sektor rumah tangga, sektor korporasi, UMKM dan institusi keuangan yang menunjukkan perkembangan yang positif dengan risiko yang relatif terkendali.
“Ketahanan keuangan sektor rumah tangga terus terjaga dengan peningkatan penghasilan, optimisme konsumsi, perilaku berhutang yang aman dan kemampuan keuangan yang masih cukup untuk berbagai keperluan,” tuturnya.
Ketahanan pada sektor korporasi juga terus terjaga. Selanjutnya, dari sisi institusi keuangan, indikator aset bank umum, penghimpunan dana pihak ketiga dan kredit menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kondisi yang aman juga terlihat dari sisi risiko kredit yang masih terkendali. (B)