JAKARTA, mediakendari.com — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Orientasi Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga dalam Pelaksanaan Pro PN Tahun 2023 Provinsi DKI Jakarta secara hybrid melalui Zoom Meeting pada Jumat, (09/06/2023) yang menghadirkan beberapa narasumber ahli, Rektor Universitas Yarsi, Deputi Rumah sehat BAZNAS, Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia, Direktur Direktorat Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, dan Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Keluarga (PMKK).
Program tersebut diharapkan dapat berkontribusi besar pada upaya pemerintah dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dan keluarga akseptor KB melalui usaha ekonomi mikro atau ultra mikro Pro PN yang sudah berjalan semenjak tahun 2021. ”Melalui program prioritas ini diharapkan keluarga akseptor KB dan keluarga berencana rentan stunting yang tergabung dalam kelompok UPPKS dapat menjadi penggerak motivator dan impresor bagi keluarga akseptor lainnya untuk ikut serta dalam meningkatkan kemandirian ekonomi keluarga” kata Nopian.
Namun sayang nya terdapat miskonsepsi terhadap UPPKS yang merupakan bagian dari UMKM dan menyebabkan pemerintah daerah tidak terpaparkan dengan baik.
”Ini lah yang perlu kita kembangkan, kita tidak mungkin bekerja sendiri dan tidak mungkin hanya BKKBN saja, kalau BKKBN saja seperti inilah Pak, seperti inilah, dia tetap hidup ya hidup, tapi tidak berkembang” tambah Nopian.
Kegiatan Sosialisasi dan Orientasi Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga dalam Pelaksanaan Pro PN Tahun 2023 di Provinsi DKI Jakarta secara luring dihadiri oleh pendamping dan kader poktan, UPPKS Provinsi DKI Jakarta, perwakilan dinas di PPAP Provinsi DKI Jakarta, pejabat fungsional, ahli madya, ahli muda, dan fungsional umum.
Pada kesempatan ini Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti, SE., MT menyampaikan pengembangan strategi baru pada program yang dijalankan oleh BKKBN yang difokuskan pada peningkatan kemandirian ekonomi keluarga melalui Proyek Prioritas Nasional atau Pro PN, peningkatan perayaan ekonomi keluarga akseptor dan keluarga rentan stunting di Kampung Keluarga Berkualitas (Kambpung KB).
Sedangkan Prof.dr.Fasli Jalal, Rektor Universitas Yarsi yang hadir sebagai salah satu narasumber, sekaligus merupakan mantan Kepala BKKBN periode 2013-2015 membahas tentang Makanan Bergizi untuk Pencegahan Stunting mengatakan bahwa, “Kualitas Sumber Daya Manusia ditentukan dari ketahanan tubuh anak secara jasmani sampai balita dan berapa tahun anak bisa menyelesaikan pendidikannya. Sebagaimana berdasarkan pengalamannya Indonesia sering dijadikan target ejekan akan kualitas pendidikan yang ada”.
”Anak Indonesia bersekolah, ‘dia schooling’ katanya, dia bersekolah, _but not learning, jadi tidak belajar karena apa, karena memang kualitas pembelajaran kita itu masih rendah, dan itu ditunjukkan oleh tes yang namanya PISA”_ kata dr. Fasli.
Hasil tes justru menunjukan bahwa nilai kecanggihan berfikir anak Indonesia hampir 20 tahun tidak berubah, meskipun berbagai bantuan untuk sektor pendidikan sudah diberikan. Jika stunting masih belum bisa terselesaikan dalam waktu yang cepat, hal ini akan memberikan kerugian yang sangat besar dengan perkiraan kerugian sebesar 20–30 miliar US Dollar, kira-kira 300–450 triliun rupiah.
”Padahal kalau itu kita pakai untuk program kita, berapa dana kita sekarang pak? 4 triliun 100 kali lipat, bayangkan jadi berarti ini bukan hal yang sederhana. Ini lah yang membuat kenapa stunting ini penting, bukan karena fisik 1cm-2cm itu, itu biasa aja, tapi yang paling baik adalah otaknya itu” tambah dr. Fasli.
Program Percepatan Penurunan Stunting juga didukung oleh pihak swasta yang bekerjasama dengan BKKBN, salah satu mitranya adalah Nestle Indonesia. Pada kesempatan ini Eka Herdiana, S. Gz Corporate Nestle menyampaikan, “Pada bulan Agustus hingga Desember 2022, bersama BKKBN membangun Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di 2 lokus di wilayah Kabupaten Karawang (Kel. Karawang Kulon dan Desa Gintungkerta). Total sejumlah 37 kader terbentuk sebagai Tim DASHAT dan berhasil memberikan intervensi gizi kepada 85 anak balita usia 1-5 tahun”, ucapnya. (RS)