NEWS

BKKBN Sultra Canangkan Program “DASHAT” untuk Atas Stunting Buton

683
×

BKKBN Sultra Canangkan Program “DASHAT” untuk Atas Stunting Buton

Sebarkan artikel ini

KENDARI – Badan kependudukan dan keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama pemerintah Kabupaten Buton telah mencanangkan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di di Desa Wolowa Kabupaten Buton, Sabtu (18/12).

Kepala BKKBN SUltra, Asmar melalui Koordinator Bidang Analisis Dampak Kependudukan BKKBN Sultra mengatakan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) melakukan inovasi kegiatan baru yaitu Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).

Ia berharap Kampung Keluarga Berkualitas yang memiliki kegiatan DASHAT mampu menjadikan ibu hamil, ibu mau hamil, ibu baru menyusui mendapatkan nutrisi produk olahan dari DASHAT yang sehat.

Baca Juga : Tekan Angka Gizi Buruk, BKKBN dan Perum Bulog Sultra Siapkan Beras Fortivit 

“Sehingga di Kampung Keluarga Berkualitas tidak ada ibu yang mau hamil, ibu mau menikah dan ibu mau bulan madu tidak teratasi kondisi kesehatannya atau gizinya sebelum hamil. Begitu juga pada saat bayi sudah lahir lebih dari enam bulan harus mendapat suplementasi, komplemen suplemen makanan tambahan selain air susu ibu (ASI),” ungkapnya.

Ia menerangkan di Kampung Keluarga Berkualitas yang DASHAT ini juga tidak ada lagi bayi – bayi di 1.000 HPK yang terlantar yang tidak mendapatkan asupan makanan gizi seimbang untuk makanan tambahannya. BKKBN bekerjasama dengan Pusat Kesehatan dan Gizi Manusia (PKGM), Universitas Gadjah Mada, Perhimpunan Pakar Pangan dan Gizi (PERGIZI PANGAN) Indonesia dan Yayasan Makanan dan Minuman Indonesia (YAMMI) telah menyusun menu DASHAT agar bisa menjadi referensi untuk memenuhi gizi seimbang masyarakat di desa.

Ia menjelaskan referensi dalam bentuk buku kecil ini disusun untuk dijadikan sebagai panduan bagi PKB, PLKB, PPKBD, SUB PPKBD, PKK dan pendamping keluarga serta petugas atau kader terkait lainnya dapat turut membantu upaya edukasi dan perbaikan konsumsi pangan dan gizi keluarga beresiko stunting (catin, bumil, busui, baduta/balita stunting).

Baca Juga : Besok, Kajati Baru Sultra Dikabarkan Tiba di Kendari 

“Kami berharap melalui buku ini dapat menambah pengetahuan yang memadai untuk menyusun menu harian yang beragam dan bergizi dari berbagai pangan lokal Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, Indonesia kaya akan sumberdaya pangan yang diproduksi, diperjualbelikan dan tersedia di Indonesia yang sering disebut sebagai pangan lokal Indonesia. Bahkan ada juga beberapa jenis pangan tersedia di semua wilayah Indonesia tetapi memiliki cara pengolahan atau kuliner dan citarasa yang unik di daerah tertentu. Ubi dan ikan tersedia di hampir semua wilayah Indonesia tetapi memiliki berbagai kuliner di berbagai daerah.

Kata Asmar, seringkali orang beranggapan atau opini, jika mengkonsumsi makanan sehat itu mahal dan ini sangat salah. DASHAT ini secara ideologis ingin menghadirkan kedaulatan pangan dengan mampu memproduksi sendiri sehingga dapat berdikari dengan meningkatkan ketahanan pangan lokal.

Baca Juga : Borong Penghargaan Harganas 2021, Sekda Apresiasi BKKBN Sultra

“Kita mampu menghasilkan sendiri dan memproduksi sendiri pangan lokal yang sehat dan mengandung gizi seimbang dan tidak mahal. Jika berdaulat maka tidak mahal. Banyak makanan alternatif yang tersedia di sekitar kita yang mengandung gizi setara dengan makanan yang dianggap mahal selama ini. Makanan untuk mencegah stunting seperti ikan atau telur sudah cukup, proteinnya besar tidak kalah dengan daging sapi,” tuturnya.

Ia berharap juga DASHAT berbasis produk lokal menghadirkan produk- produk lokal yang kemudian bisa menjawab kebutuhan gizi seimbang dan tantangan menurunkan stunting dan mencerdaskan kehidupan keluarga, menjadi keluarga yang berkualitas dan kampung keluarga yang berkualitas dan akhirnya menjadi bangsa yang besar, unggul dan maju sesuai yang dicita-citakan oleh Bapak Presiden Jokowi dan kita semuanya.

DASHAT sebagai sebuah kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting (yang memiliki catin, bumil, busui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu), melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi kemitraan lainnya.

Baca Juga : Gandeng 2.317 Rumah Sakit, Rivan Purwantono: Guna Kemudahan dan Kecepatan Penanganan Korban Kecelakaan

DASHAT ini harus kita wujudkan sebagai bentuk kepedulian antar sesama, kepedulian terhadap persiapan generasi berkualitas di masa datang, dan tentunya juga sebagai upaya peningkatan ekonomi keluarga. Dilaksanakan di Kampung Keluarga Berkualitas sebagai aktivitas nyata dalam upaya pembentukan keluarga berkualitas sebagaimana namanya yaitu Kampung Keluarga Berkualitas.

Asmar menambahkan dengan menerapkan asah, asih, asuh dalam kemasan delapan fungsi keluarga yang diimplementasikan pula pada tataran sosial setingkat desa, DASHAT ini memiliki nilai kasih sayang, berbagi dengan sesama, menganggap keluarga sasaran menjadi tanggung jawab bersama. Tidak hanya nilai kasih sayang, DASHAT ini juga diharapkan dapat mengembangkan nilai ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan kelompok pengelola DASHAT.

“Semoga Program kegiatan Peresmian Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dan Rumah Data Kependudukan ini dapat berjalan dengan baik dan memberi manfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua serta meridhoi niat dan usaha kita bersama,” tutupnya. (Adm).

 

Penulis : Redaksi

You cannot copy content of this page