Reporter : Muhammad Ismail
KENDARI – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPBD) Sulawesi Tenggara (Sultra) menghadirkan program baru rumah ibadah tangguh bencana (Ritana) untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19
Kepala BPBD Sultra Muhammad Yusuf, SE., M.Si mengatakan pembangunan ritana karena rumah ibadah biasa dijadikan sebagai tempat berlindung ketika bencana terjadi itulah yang membuat BPBD segera memprogramkan ritana terlebih lagi dimasa pandemi.
“Ada sebagian besar teman-teman pengurus ibadah atau pun jamaah itu berfikiran bahwa kematian datangnya dari Tuhan bukan dari covid. Sehingga yang dianjurkan pemerintah seperti 5M yakni mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan 3P terkait protocol kesehatan mereka tidak peduli,” kata Muhammad Yusuf, Senin 18 Oktober 2021
Program ritana ini juga tidak saja sebatas penanganan covid-19 dan bencana nonalam, tapi juga bencana alam dengan menjadikan tempat ibadah sebagai lokasi yang dapat melindungi masyarakat dari segala jenis bencana.
“Kita bisa liat ketika terjadi bencana banyak yang menyelamatkan diri ke tempat ibadah, sementara tempat-tempat ibadah tidak punya manajemen ibadah. Sehingga inilah yang membuat saya untuk membuat rumah tangguh ibadah yang tentunya tangguh terhadap bencana”, tambahnya.
Selanjutnya melalui program ritana, Yusuf berharap tempat ibadah tidak lagi menjadi klaster terbaru dalam penyebaran covid-19 dan masyarakat bisa menjadi Tangguh dalam menangani bencana.