KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengklaim tingkat pendidikan di daerah itu terbilang masih rendah.
Statistisi Ahli Madya BPS Sultra, Ahmad Luqman mengatakan mayoritas penduduk Sultra berumur 15 tahun keatas menurut wilayah berpendidikan SMA atau sederajat sebesar 33,86%. Sedangkan di pedesaan didominasi oleh tamatan SMP/sederajat sebesar 21,92% dan SD/sederajat sebesar 27,21%
Sedangkan wilayah kota maupun desa yang tidak/belum menamatkan, ungkap Ahmad, SD sebesar 6,86% serta belum/tidak bersekolah sebesar 3,26%. Sementara wilayah perkotaan didominasi oleh tamatan SMA/sederajat diangka 40,92%. Untuk tingkat pendidikan Diploma I, II dan III diangka 3,53%, diploma IV/strata satu (S1) diangka 16,17%, profesi 0,15% serta S2/S3 diangka 1,61%.
Menurutnya, peningkatan mutu pendidikan juga tidak lepas dari SDM yang turut berkontribusi. Peningkatan tingkat pendidikan antar generasi juga perlu menjadi perhatian seluruh masyarakat.
“Mayoritas tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan generasi baby boomer (lahir 1956-1964) dan generasi X (lahir 1965-1980) adalah SD/sederajat. Sedangkan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan generasi milenial adalah SMA/sederajat,” ucap Ahmad Luqman.
Merujuk statement diatas, penduduk Sultra yang berusia 59-67 tahun mayoritas menamatkan pendidikannya di tingkat SD/Sederajat sebesar 37,41%, dan usia 43-58 sebesar 31,32% ditingkat yang sama.
Berbeda halnya dengan penduduk yang berusia 27- 42 tahun yang disebut dengan Generasi Milenial yaitu sebesar 35,42% mayoritas menamatkan pendidikan tertingginya di tingkat SMA/Sederajat.
Hasil Long Form SP2020 Provinsi Sultra juga mencatat penduduk yang tidak tamat tingkat SD Sederajat didominasi oleh Generasi Baby Boomer sebesar 19,74%.
Bila dilihat dari minat meningkatkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi pada penduduk Sultra masih terbilang rendah terbukti dari persentase profesi yang sangat rendah untuk semua generasi yaitu generasi milenial 0,18%, generasi X 0,07% dan baby boomer hanya sebesar 0,04%.
Reporter : Nur Anisah
