Reporter : Ferito Julyadi
KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat, pada Juni 2020 nilai impor Sultra sebesar US$206,95 juta.
Melalui video conference by youtube, Senin 03 Agustus 2020, Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti menuturkan, dibandingkan dengan Mei 2020 nilai impor di Juni ini mengalami kenaikan 95,51 persen.
Ia mengungkapkan, pada Mei 2020, nilai impor Sultra hanya US$105,31 juta. Bahkan nilai impor saat ini jauh dari 2019 di periode yang sama, dimana pada Juni 2019 nilai impor tidak mencapai US$100 juta.
“Dari tahun ke tahun, kenaikan nilai impor Sultra dari Juni 2019 ke Juni 2020 naik sebesar 386,13 persen,” ujarnya.
Nilai impor yang tinggi itupun membuat volume impor Sultra juga bertambah. BPS Sultra mencatat, volume impor pada Juni 2020 sebesar 454,67 ton.
“Dibandingkan dengan ke dua tahun sebelumnya di periode yang sama, volume impor di Juni 2020 jauh lebih tinggi,” ungkapnya.
Ia menyebut, berdasarkan penggunaan barang, terdapat tiga jenis barang yang di Impor, yakni Konsumsi (US$0,27 juta), Bahan Baku atau Penolong (US$180,01 juta) dan Barang Modal (US$20,95 juta).
Ia menjelaskan, dibandingkan dengan Mei 2020, nilai impor di periode Juni masing-masing barang mengalami kenaikan yang tinggi. Dimana barang Konsumsi naik sebesar 109,62 persen, Bahan Baku 141,73 persen, sedangkan Barang Modal alami penurunan -26,80 persen.
“Impor Bahan Baku Penolong memberi peran 89,88 peresen, diikuti Barang Modal 9,99 persen dan barang Konsumsi 0,13 persen,” bebernya.
Tidak hanya itu, Agnes juga mengungkapkan, berdasarkan Golongan Barang Utama, Besi Baja menjadi barang yang paling banyak di impor dengan nilai sebesar US$82,26 juta.
Tiongkok masih menjadi negara asal melakukan impor. Nilai impor kita dari Tiongkok sebesar US100,74 juta (48,63 persen), Belanda US$30,19 juta (14,59 persen), Afrika Selatan US$15,71 juta (7,59 persen), Australia US$15,25 juta (7,37 persen), dan Malaysia US$11,74 juta (5,67 persen). “Pangsa impor kita pada Juni 2020 sebesar 70,86 persen,” pungkasnya.