KONAWE

Cara Pemda Konawe Kendalikan Sampah di Wilayahnya

688
×

Cara Pemda Konawe Kendalikan Sampah di Wilayahnya

Sebarkan artikel ini
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Konawe, Ferdinand memakai masker hitam. Foto: MEDIAKENDARI.com/Muh. Ardiansyah Rahman.

Reporter : Muh. Ardiansyah Rahman

KONAWE – Dalam setahun produksi sampah di Konawe, terutama di Kota Unaaha sebesar 40 ton. Tingginya produksi sampah tersebut dinilai Pemda Konawe akan bernilai ekonomis jika dikelola dengan baik. Ditambah lagi predikat Konawe sebagai daerah peraih adipura membuat kabupaten ini mesti terus berinovasi.

Untuk itu, Pemda Konawe melalui Dinas Lingkungan Hidup meluncurkan pengelolaan Bank Sampah Induk (BSI) yang dilakukan Sekretaris Daerah Konawe, Ferdinan Sapan di Kompleks Pasar Asinua, Kecamatan Unaaha pada Rabu, 20 Januari 2021.

Menurut Ferdinand, masyarakat belum tergerak untuk ikut bertanggungjawab terhadap persoalan sampah. Bahkan, kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya juga masih sangat memprihatinkan.

Untuk itu, ia berharap pendirian BSI selain untuk mengatasi masalah sampah di Konawe, juga agar masyarakat terbiasa menjadikan sampah bernilai ekonomis.

“Bagaimana mindset atau budaya mengubah sampah menjadi bernilai ekonomis itu yang terpenting. Karena dengan begitu, sampahnya kita bisa atasi, uangnya juga dapat,” katanya.

Ia mengungkap, saat ini bank sampah telah tersebar di sejumlah tempat di antaranya sekitaran Perkantoran Pemda Konawe, Pondindaha, Morosi, Wonggeduku, Sampara, Wonggeduku Barat, dan Abeli Sawa.

“Tidak ada lagi sampah-sampah yang berserakan di jalan dan di halaman karena itu sudah dipungut semua, sehingga pada saat di tampung di sini sudah dapat dipisah-pisahkan sampahnya,” lanjutnya.

Saat ini di sejumlah wilayah Konawe telah dibuat 13 bank sampah yang baru mulai dioperasikan tiga bulan terakhir. Ferdinan menargetkan akan menambah jumlahnya pada tahun 2021.

Adapun jenis sampah yang dapat diterima di bank sampah, yakni plastik, logam (besi, tembaga, aluminium), dan berbagai botol minuman kaca.

“Jadi hampir semua jenis sampah bisa diubah jadi uang apabila masyarakat memanfaatkan peluang itu dan sampah mereka tidak terbuang percuma,” jelasnya.

Sementara itu di tempat yang sama, Kepala DLH Konawe, Ilham Jaya mengatakan pihaknya akan langsung mengoperasikan bank sampah ini. Sedangkan untuk jadwal penimbangan sampah masih akan disesuaikan terlebih dahulu.

Ilham merinci, untuk fasilitas bank sampah tersebut mempunyai alat penampungan sampah baik yang organik maupun non-organik. Selain itu, terdapat pula fasilitas pengolahan sampah organik menjadi kompos. Juga tersedia alat pres dan pencacah sampah non-organik.

“Di sini juga kami ada fasilitas untuk membuat pupuk kompos dari limbah rumah tangga. Kami berharap ini bisa berjalan efektif ke depannya,” jelasnya.

Dengan hadirnya bank sampah ini, Ilham berharap produksi sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat berkurang secara drastis. (b)

You cannot copy content of this page