NEWS

Cegah Penyalahgunaan Obat Tradisional, UHO Bersama BPOM Teken MoU

436
×

Cegah Penyalahgunaan Obat Tradisional, UHO Bersama BPOM Teken MoU

Sebarkan artikel ini
Rektor UHO Prof Muhammad Zamrun Firihu bersama Kepala BPOM Kendari Yoseph Nahak Klau saat melakukan penandatanganan MoU

KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Universitas Halu Oleo (UHO) bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada Selasa (13/12/2022), terkait sinergitas mencegah penyalahgunaan obat tradisional di masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) khusus di Kota Kendari.

Rektor UHO, Prof Muhammad Zamrun Firihu mengatakan, dengan kerjasama itu UHO dapat menggali dan mengembangkan potensi tanaman-tanaman yang ada di Sultra untuk dijadikan sebagai obat tradisional dibantu BPOM.

“Jadi bagaimana kita mengembangkan, menggali potensi obat tradisional yang ada di Sulawesi Tenggara,” ujarnya.

Sebagai langkah awal UHO akan melakukan penelitian terlebih dulu terkait tanaman obat-obatan yang kemudian dikembangkan dan dijadikan satu produk yang nantinya dapat diperjualbelikan di masyarakat.

Dengan MoU bersama BPOM Kendari itu, juga diharapkan dapat membantu proses perizinan agar dapat lebih mudah di pasarkan.

“Jadi nanti akan ditindaklanjuti BPOM untuk bekerjasama dengan para peneliti yang memang khusus meneliti tanaman dengan obat, sehingga kita bisa lebih fokus nanti dan kita bisa melahirkan produk,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Kepala BPOM Kendari Yoseph Nahak Klau mengatakan, MoU ini juga menghubungkan kepentingan Tridarma Perguruan Tinggi dengan pengawasan obat dan makanan.

“Jadi bagaimana Perguruan Tinggi dalam tridarma terutama penelitian dan pengabdian masyarakat itu juga bisa melakukan kegiatan pengawasan obat dan makanannya dalam bentuk memberi edukasi,” ungkapnya.

Adapun yang menjadi titik fokus memilih obat tradisional bila melihat berdasarkan data tahun 2019 hingga 2021 penggunaan obat tradisional mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

“Ini harus kita antisipasi jangan sampai dengan naiknya ternyata banyak yang menggunakan bahan kimia yang berbahaya,” katanya.

Reporter : Muhammad Ismail

You cannot copy content of this page