Opini

Cinta Tingkat 3: Kelembutan Dan Kesejukan, Pondasi Yang Kuat

1375

Penulis: I Ketut Puspa Adnyana

Salam Kebajikan

Setiap orang dalam hidupnya memiliki obsesi yang diperjuangkannya. Obsesi ini sering tidak terkendali karena kama dan shringara (cinta level 1 dan cinta level 2) tidak dikontrol, karena indera-indera terpuasi dengan sempurna sehingga seseorang larut dalam kenimatan yang mangasikkan.

Karena itu bila salah dalam mengayomi, menasehati bahkan bila tidak dikontrol akan menimbulkan keliaran bagi anak anak. Mulailah anak anak menentang orang tuanya, menentang keluarganya dan akhirnya menentang guru di sekolah dan lingkungan.

Bila hal ini terjadi suatu saat orang-orang dan masyarakat ada daalam kedukaan dan penyesalan yang dalam. Namun bila kontrol sosial berperan yang dimulai dari cerminan keberhasilan keluarga dalam mendidik, akan menjadi suluh penerang dalam kegelapan, anak anak menjadi sinar dalam keluarga.

Itulah sebabnya Hindu mengenal 5 tingkatan cinta yang bertangga harus didaki satu persatu dengan tekun sampai ke tingkat 5.

MAITRI: Cinta level 3

Hindu mengajarkan agar setiap umat mengontrol indera-inderanya. Kama dan Shringara harus selalu ada dalam kadar yang rendah. Umat Hindu setelah memahami Kama dan Sringara harus meningkat ke cinta level tiga yaitu MAITRI.

Maitri merupakan bagian dari ajaran kesempurnaan yaitu Carur Paramitha yang terdiri atas: Karuna, Matri, Mudita dan Upeksa. Catur Paramitha pada dasarnya adalah 4 sifat dan sikap yang menjadi landasan dalam berkesusilaan. Masyarakat yang berkesusilaan adalah cita cita kehidupan.

Maitri berarti sikap dan prilaku yang ramah tamah, bergairah, suka bergaul, dapat menempatkan diri dalam masyarakat serta menarik segala prilakunya yang membuat masyarakat senang. Matri merupakan wujud nyata dari ajaran Tatwamasi. ”Engkau adalah aku, Aku adalah engkau”.

Pada cinta level 3 seseorang menunjukkan kelembutan dan kasih sayang yang tak terbatas. Cinta level 3 sering juga disebut Cinta Seorang Ibu. Seorang ibu mencintai anaknya tanpa pamerih dan rela berbuat apa saja untuk anak yang dicintainya.

Cinta seorang ibu adalah kasih sayang sejati. Cinta level tiga diawali oleh kama dan Sringara.

Seorang Ibu sangat paham bagaimana cintanya tumbuh pada buah hatinya dan memberikan kenikmatan dan keasyikan kepada kekasihnya sebagaimana dapat kita lihat ketika sang ibu menyusui anaknya yang sangat disayanginya.

Yang ada pada seorang ibu adalah kelembutan. Kelembutan yang membuat semua bentuk gerak melembut dan luluh dalam irama yang membawa pada rasa damai.

Seorang anak yang mendapat kasih sayang seorang ibu akan merasakan kesejukan yang tidak terbatas dalam suasana kedamaian yang dipenuhi rasa bahagia.

Anak-anak yang mendapat kasih sayang ibu akan tumbuh di dalam hatinya rasa kasih sayang pula, yang diwujudkan dengan: rasa hormat, rela berkorban, kepatuhan, ketaatan, sikap dan prilaku yang membanggakan. Sikap-sikap anak -anak seperti itu disebut SUPUTRA.

Kasih sayang ibu adalah bajak seorang petani yang menggemburkan tanah (prthiwi) sebagai tempat tumbuhnya kehidupan.

Kama dan sringara, berperan sebagai perintis jalan karenanya tidak boleh dimusnahkan. Biarkan ia terus tumbuh. Karena badan fisik membutuhkan rasa sementara badan rohani (maitri) membutuhkan dukungan badan fisik yang sehat dan kuat.

Cinta level 3, dengan demikian, menjadi kokoh karena adanya perpaduan tiga unsur: badan, kenikmatan dan kasyikan dan kasih sayang yang tulus. Pada cinta level 3, manusia menjadi kokoh sebagai pondasi pijakan kuat menuju Bhakti, cinta level 4: yaitu mencintai Tuhan dengan segala ciptannya tanpa syarat. Cinta yang sempurna.

Semoga semua mahluk berbahagia. Amin.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version