Reporter: Riat Sarnu
Editor: La Ode Adnan Irham
BURANG – Desa Waode Angkalo, Kecamatan Bonegunu, Kabupaten Buton Utara (Butur), kini berusia 25 tahun. Mayoritas warga yang petani, membutuhkan saluran irigasi untuk meningkatkan hasil panen.
Desa yang akrab disebut SP4 itu punya potensi ratusan hektar persawahan aktif. Tak ada irigasi, meski punya ribuan hektar sawah pun dianggap tak akan mendapatkan hasil maksimal.
“Kekurangan kami disini kan tinggal pengairan teknisnya saja. Karena masyarakat masih bercocok tanam dengan pola tadah hujan,” kata Kepala Desa Waode Angkalo, Andi Faisal Ahmad ketika ditemui di pesta rakyat tahunan dalam rangka HUT Desa, Rabu (4/12/2019).
Ia yakin jika desanya punya saluran irigasi, hasil panen dipastikan meningkat. Meski hasil panen padi sawah dan padi ladang tahun ini diakuinya ada kenaikan, tetapi tidak signifikan juga karena faktor cuaca yang tidak mendukung.
Sedangkan hasil panen buah semangka, tahun ini naik tiga kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ia berharap potensi-potensi tersebut dipertahankan dan bahkan naik.
Diusia desanya ke 25, Andi berharap warga makin makmur dan kesejahteraan masyarakat makin meningkat. Alokasi Dana Desa akan ia manfaatkan dan kembangkan dengan baik.
Camat Bonegunu Amrin Amin berharap petani Desa Waode Angkalo beralih ke petani organik. Manfaatnya, menghindari racun pestisida serta bahan lain yang beresiko, seperti yang kerap dilakukan petani konvensional.
Baca Juga :
Pertanian organik adalah cara menanam tanaman secara alami dengan penekanan terhadap perlindungan lingkungan dan pelestarian tanah, serta sumber air yang berkelanjutan.
Selain itu tidak menggunakan pupuk buatan yang berasal dari bahan bakar minyak, pestisida atau makanan hasil modifikasi genetika.
Pertanian organik menggunakan pestisida biologi tanpa kimia yang diatur secara ketat sehingga melindungi tanah, udara, makanan, dan hewan liar dari bahaya kimia. (B)