TIRAWUTA – Pekerjaan jembatan yang diduga gagal kontruksi, oleh sejumlah warga Desa Woiha, Kecamatan Tirawuta, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra), melalui Dana Desa (DD) Tahun 2017 lalu, hingga menelan anggaran Rp 132 juta lebih dipersoalkan.
Saat dikonfirmasi ke Tim Pengawas Kegiatan (TPK) Desa Woiha, Kornelius, terkejut saat mendengar jika pekerjaan jembatan sudah sementara dilaksanakan. Saat lakukan pengecekan, dia melihat banyak ketidak sesuaian pekerjaan.
“Sudah pasti jembatan tersebut gagal kontruksi. Sebab proses pekerjaan awalnya saja sudah tidak beres, buktinya saja mereka tidak gunakan tiang panjang untuk penahan. Jadi wajar kalau masyarakat di sini ngotot untuk dibongkar,” tuturnya.
Kekecewaan itu juga disampaikan salah satu warga Woiha, Kornelius mengatakan, jika pekerjaan jembatan tersebut seharusnya digali hingga mendapatkan tanah dasar (Tanah keras). Sebab posisi keadaan tanah sangatlah labil, dalam artian kebanyakan lumpur di banding tanah keras. Tetapi tidak sesuai apa yang telah dikerjakan di lapangan.
“Saya melihat, bahwa proses pekerjaan sudah tidak sesuai dari awal. Seharusnya kan meraka lakukan penggalian sedalam mungkin, hingga mendapati tanah keras. Tetapi malah mereka menggalinya tidak terlalu dalam. Sementara lumpurnya hampir satu meter,” ungkap Kornelius, Selasa (20/3/2018).
BACA JUGA: Forum SKPD, Bupati Koltim: Perencanaan dan Penganggaran Harus Sesuai Visi Misi
Tempat yang sama, salah seorang masyarakat setempat, Jon, yang juga ditemui di lokasi menjelaskan, jika dirinya sangat kecewa. Sebab jembatan yang seharusnya mereka pergunakan untuk dilintasi sehari-harinya, justru tidak bisa dipergunakan. Sehingga dia bersama warga lainya akan melaporkan pekerjaan jembatan tersebut kepada pihak berwajib, agar ditindak lanjuti.
“Saya bersama TPK dan masyarakat lainya, akan melaporkanya ke pihak yang berwajib. Agar pekerjaan jembatan ini ditindak lanjuti sebagaimana mestinya,” ungkapnya.
Olehnya itu, Jon sangat mengharapkan agar pihak yang berwenang agar secepatnya turun melihat kondisi jembatan tersebut. Sehingga Kades dalam hal pengguna anggaran dapat diperiksa sesuai prosedur yang berlaku.
“Mudah-mudahan pihak yang berwengang secepatnya turun ke lapangan, melihat kondisi jembatan tersebut. Sehingga kami sebagai masyarakat tidak lagi dirugikan,” harapnya.
Sementara itu, Kades Woiha, Aktur, yang coba untuk ditemui, hingga saat ini tak berada di tempat. Begitu pula di konfirmasi via telepon juga tak dapat dihubungi.