Penulis: Sardin.D
KENDARI – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio mengatakan tahun ini ada inovasi yang dilakukan oleh Dikbud Sultra melalui iklan dalam pelatihan pembinaan tingkat nasional tingkat dua angkatan ke sembilan di Makassar.
Dikbud Sultra mengankat salah satu inovasi penataan dan pemerataan guru dan tenaga pendidik (Perau Gadik),” ujarnya saat ditemui diruangannya, Rabu 22 September 2021.
Lanjut ia menjelaskan Perau Gadik ini merupakan salah satu inovasi baru dimana perataan dan pemerataan guru yang tadinya dilakukan secara manual, berdasarkan permohonan para guru atau tenaga pendidikan yang akan pindah jikalau berdasarkan alasan-alasan tertentu yang sifatnya pribadi atau personal kali ini tidak bisa lagi terjadi karena proses pemindahan guru itu berdasarkan kebutuhan pada satu satuan pendidikan.
“Dengan adanya Perau Gadik ini Itu akan kelihatan penotaan guru kita itu, mana sekolah-sekolah yang kelebihan guru, kekurangan guru dan beberapa jumlah guru yang seharusnya berada pada satuan pendidikan itu,” jelasnya.
Oleh karena itu, guru-guru yang kelebihan pada satuan pendidikan bisa dipindahkan pada sekolah-sekolah atau satuan pendidikan yang terdekat dengan tempat guru itu sendiri. Dia menambahkan tidak bisa lagi berpatokan pada rasional jumlah guru kalau di SMA itu berdasarkan kebutuhan guru perbidang studi.
“Nah pada wilayah-wilayah yang kita kekurangan guru, memang masih ada mata pelajaran yang serumpun bisa mengajarkan mata pelajaran yang serumpun itu,” tambahnya.
Tetapi kebutuhan sebenarnya kita masih kekurangan guru, kurang lebih 4.000 guru untuk SMA,SMK dan SMP.
“Untuk memenuhi kebutuhan guru itu maka pemerintah mengambil kebijakan untuk mengangkat 3.750 guru tetap non PNS. Gubernur mengangkat guru ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di satuan pendidikan itu,” bebernya.
Selanjutnya ia menuturkan melalui Perau Gadik ini pihaknya akan melakukan pemerataan khususnya guru-guru yang berstatus PNS. Karena masih banyak sekolah-sekolah di Sultra ini yang mengalami kekurangan guru.
“Perau Gadik ini bersifat jangka pendek, menengah dan panjang. Untuk jangka pendek ini kami baru melakukan penataan dua Kota, yaitu Kota Kendari dan Kota Baubau, dan tujuan jangka menengahnya kita berharap pada sepuluh kabupaten dan untuk jangka panjangnya mulai dari 2023-2025 itu kami sudah melakukan penataan dan pemerataan guru secara keseluruhan,” terangnya.
Asrun berharap hak-hak belajar siswa dan hak-hak mengajar para guru bisa terpenuhi dan dengan demikian pemerataan guru ini bisa meningkatkan kualitas guru disatuan pendidikan itu sendiri.