MUNAWISATA

Dikomentari Miring Nitizen, Ini Tanggapan Pengelola Waterboom Pucak Lakude

2968
Penampakan wahana waterboom di Puncak Lakude, Desa Masalili, Kecamatan Kontunaga, Kabupaten Muna. Sumber: Facebook.

Reporter: Dewona

MUNA – Wahana taman bermain air atau waterboom di Puncak Lakude Desa Masalili Kecamatan Kontunaga, Kabupaten Muna mendadak viral di jagad media sosial facebook.

Sebabnya, adalah komentar miring nitizen atas bentuk desain wahana wisata yang baru diresmikan pada 24 Februari 2020 ini, yang disebutnya menyerupai bentuk kelamin pria.

Padahal, sejak diresmikan Februari 2020 tersebut, waterboom di Puncak Lakude yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Masalili ramai dikunjungi wisatawan lokal dari wilayah sekitar Kabupaten Muna.

Plt. Kepala Desa Masalili, La Ode Safarudin mengatakan, desain waterboom di Puncak Lakude menyesuaikan bentuk lahan tempat pembangunannya. Jadi bukan menyamakan bentuk sebagaimana dituduhkan nitizen.

“Mengenai bentuk kolam itu disesuaikan dengan medan tempat dibangunnya kolam. Tidak ada maksud lain,” kata La Ode Safarudin via pesan WhatsApp, beberapa waktu lalu.

Saat ditanya lebih jauh tentang konsep desain waterboom di Puncak Lakude itu, La Ode Safarudin menyebut, hal itu merupakan gagasan yang diinisiasi Kades Masalili sebelumnya.

“Kalau soal itu mantan kades yang bisa menjelaskan, karna beliau yang merencanakan pembangunan waterboom,” tegas La Ode Safarudin.

Ditempat berbeda, mantan Kades Masalili, La Ode Rasali mengaku kaget dengan pendapat para netizen tentang wahana yang dibangunnya itu. Ia menegaskan, bentuk desain menyesuaikan kondisi lahan.

“Saya kaget juga setelah di foto dari atas ternyata modelnya seperti itu. Di luar dugaan kami. Tapi itu hanya kebetulan saja itu jika ternyata modelnya menyerupai seperti yang dinilai netizen yang viral di grup facebook itu,” terangnya, Senin, 09 Maret 2020.

Ia menjelaskan, tim perencana pembangunan waterboom awalnya mengusulkan bentuk persegi panjang. Namun karena kurang cocok dengan kondisi lahan, rancangan itu diubah.

“Rencana awal itu mau dibuat sejajar dan memanjang. Namun karna kondisi lapangan dekat dengan jurang jika dibuat memanjang sehingga desainnya dirubah,” ungkapnya.

Meski demikian, La Ode Rasali menanggapi positif komentar miring dari nitizen. Sebab, wahana itu malah jadi lebih dikenal publik, sehingga pengunjung semakin meningkat.

“Suatu kesyukuran juga buat kita. Akhir pekan kemarin itu, pengunjung bisa mencapai lebih seribu. Angka itu meningkat drastis dari sebelum viral itu,” ujarnya.

La Ode Rasali juga berharap, wahana wisata di Desa Masalili bisa dikenal banyak orang. Sehingga bisa menjadi alternatif bagi keluarga untuk berlibur di objek wisata yang ada.

Salah seorang pengunjung, Neni, mengaku tidak mempersoalkan tanggapan miring nitizen soal bentuk waterboom. Warga Muna Barat ini menyebut komentar nitizen tidak membatalkan niat warga untuk berwisata.

“Sempat lihat juga di facebook waterboom ini di viralkan karena bentuknya, itu tidak pengaruh buat kami sekeluarga. Apa lagi anak saya dari jauh hari ingin sekali datang mandi disni,” ungkapnya, Minggu, 08 Maret 2020,

Pengunjung lainnya, Ningsih, dari Kota Raha juga mengungkapkan hal yang senada. Menurutnya, dirinya dan keluarga justru bersyukur karena adanya waterboom sehingga bisa berwisata.

“Justru saya bersyukur karna waterboom ini satu-satunya di Muna. Tidak perlu lagi bawa anak ke Kendari untuk nikmati wahana semacam ini. Apa lagi disini pemandangannya bagus sekali. Jadi biar perjalanan jauh tapi tiba disini terobati capenya kita,” katanya. /A

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version