KESEHATAN

Dinkes Konut Genjot Pelayanan Prima

533
×

Dinkes Konut Genjot Pelayanan Prima

Sebarkan artikel ini

MEDIAKENDARI. COM,  Wanggudu –
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, tengah menggenjot pelayanan prima. Hal itu dilakukan guna perbaikan fungsi dan pelayanan disetiap seksi lingkup instans ini.

Kegiatan ini, dilakukan oleh bidang Farmakmin dan Akreditasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara,dibawah komando Hikbar, SKM, M. Kes.

Sebanyak 22 Puskesmas yang ada di Konut ini, semuanya sudah bisa berjalan normal dalam hal, perawatan dan penanganan pasien, penyaluran dan penempatan serta penggunaan obat-obatan.

Telah dilakukannya pelayanan prima di setiap seksi dilingkup Dinkes Konut diutarakan Kepala bidang Farmakmin dan Akreditasi, Hikbar.

“Selaku kepala bidang Farmakmin dan Akreditas, tentunya harus lebih proaktif dalam melakukan pembenahan, perbaikan pelayanan dan fungsi masing-masing seksi di bidang ini, “katanya, Senin (5/6).

Menurutnya, apa yang telah dilakukan masing-masing seksi sudah sangat membantu program dari pemerintah daerah Kabupaten Konawe Utara, yang mana dalam hal ini memiliki visi dan misi,  kemajuan daerah dan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Selain itu juga,  Dinas Kesehatan Konut, memiliki pula tujuan dan misi yang tak kalah pentingnya untuk menunjang program daerah.

” Terlebih lagi saat ini cuaca tak menentu,  tentunya sisi kesehatan sangat di butuhkan,” jelasnya.

Lebih jauh Hikbar menjelaskan Tugas pokok kepala bidang Farmakmin dan akreditas mengoreksi semua kegiatan- kegiatan menyangkut masalah penyaluran obat di puskesmas.

Kata Hikbar,  pihaknya saat ini tengah melihat bagaimana metode,  akses pelayanan dan penyimpanan serta penggunaan obat di puskesmas, apa sudah berjalan dengan baik atau belum,apa sudah berjalan dengan baik atau belum, dalam hal distribusi obat-obatan,”  apa sudah berjalan dengan baik atau belum, dalam hal distribusi obat-obatan,” kata mantan Kepala Puskesmas Paka Indah.

Sementara itu,   Kasi Farmasi gudang obar-obatan, Rita Sandi, saat ditanya terkait ketersediaan obat-obatan di tahun 2017 – 2018, menjelaskan ketersediaan obat obayan untuk tahun ini, yang bersumber dari Dana DAK  mencapai Rp 3,2 Miliar.

Untuk obat dan bahan medis yang habis pakai dan sampai bulan Juni 2017 sekarang ini, yang dibelanjakan sudah mencapai Rp 2 miliar  lebih,  di tambah Buver enam bulan sampai dengan Juni 2018.

“Mengingat musim saat ini sedang hujan, jenis obat yang paling dibutuhkan masyarakat daerah adalah, obat obatan seperti antibiotik,  Amoxcillin,  Analgetik,” cetus Rita.

Dikatakannya,  dari rencana usulan kebutuhan obat yang di kirim ke kementerian kesehatan RI untuk tahun 2018 mengalami penurunan, hal itu terjadi mengacu berdasarkan pemakaian rata-rata tahun sebelumnya, sehingga terjadi penurunan.

Kepada media ini,  Rita mengungkapkan pada tahun 2016 lalu, sempat mengalami kekurangan obat. Jika dibandingkan dengan tahun ini,  stock di perkirakan bisa sampai Juni 2018.

“Sehingga dana Dana Alokasi Khusus (DAK)  untuk Farmasi di Konut akan menurun, di perkirakan kebutuhannya tersisa kisaran Ro 2 miliar lebih saja,” ungkap Rita Sandi.

Sementara,  kepala seksi pengawasan obat dan makanan (POM)  Sulasty A menambahkan, untuk bulan suci Ramadhan ini, Dinkes Konut, selalu melakukan operasi dan pemantauan di sejumlah tempat utamanya di pasar dan penjual jajanan takjil untuk berbuka puasa.

Namun dalam rangka pemantauan BPOM, takjil yang sangat ramai di pasar, tempatnya ditepi jalan.

Kita melakukan terus melakukan pengawasan, karena jangan sampai ada yang tak sesuai standar makanan sesuai POM. Jika ada kami temukan langsung kami tindaki,” jelasnya

Selama ramadhan ini, BPOM Dinkes Konut sendiri belum menemukan adanya pelanggaran. Sebab,  yang  ditemukan,  khususnya menu buka puasa memenuhi standar kesehatan.

“Sementara untuk makanan dalam kemasan,  kami akui pernah menemukan di sejumlah tempat,  akan tetapi kami sifatnya memberikan pembinaan dan menghimbauan agar makanan dan bahan makanan yang sudah ekspayer tidak dilakukan penjualan kemasyarakat. “pungkasnya

Laporan : Andi Jumawi

You cannot copy content of this page