BAUBAU, Mediakendari.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dipertan) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) optimis harga tomat di daerah itu bakal berangsur turun.
Optimisme itu karena hasil penanaman tomat di Kecamatan Bungi dan Sorawolio seluas sekitar 10 sampai 12 hektar (Ha) yang saat ini sudah mulai panen.
“Malah di Waborobo, laporan PPL di sana sudah mulai menjual. Sudah masak tomatnya. Walaupun tidak terlalu luas wilayahnya tapi sudah mulai produksi,” ungkap Kepala Dipertan Baubau, Muhammad Rais dalam keterangannya ditulis Kamis, 22 Februari 2024.
Ia menyebut, pihaknya mencatat saat harga tomat di pasar tradisional di daerah eks pusat Kesultanan Buton itu mulai turun dari harga Rp 35 ribu per kilogram (Kg) sekarang menjadi Rp 25 ribu per kg.
Meski begitu, Rais mengakui kondisi harga tomat saat ini di luar perkiraan pihaknya yang tiba-tiba melambung tinggi harganya padahal sebelumnya harga tomat Rp 3ribu kemudian naik Rp 10 ribu. Naik lagi Rp 16 ribu dan terus bertahan hingga Rp 35 Ribu.
“Prediksi tahun lalu itu tidak bertahan. Paling dua minggu turun lagi harganya. Tapi ini bertahan. Pada saat kita di lapangan, banyak tanaman masyarakat di saat harusnya sudah musim hujan ternyata masih bervariasi. Kadang hujan, kadang panas sehingga banyak yang layu. Kita kira cuma di Baubau ternyata daerah penyuplai seperti Makassar itu mahal juga tomat,” ungkapnya.
Rais menjelaskan tim pengendali inflasi daerah (TPID) Kota Baubau bahkan harus mendatangkan tomat dari Kupang, nusa tenggara barat (NTB) untuk menekan harga tomat agar harganya tidak terus mengalami kenaikan. “Awal februari mulai naik,” ujarnya.
Penulis : Ardilan