NEWS

Direktur KIE BKKBN, Eka Sulistia: Perencanaan Keluarga Menjadi Titik Upaya Pencegahan Stunting

1296

KENDARI, MEDIAKENDARI.COM – Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Eka Sulistia Ediningsih berbicara mengenai Hari Keluarga Nasional (Harganas). Menurut Eka, peringatan hari keluarga merupakan upaya mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia, betapa pentingnya suatu keluarga. Serta Perencanaan keluarga juga menjadi titik upaya pencegahan stunting.

Keluarga mempunyai peranan dalam upaya memantapkan ketahanan nasional dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dari keluargalah kekuatan dalam pembangunan suatu bangsa akan muncul.

Lebih lanjut, Eka juga menerangkan kualitas keluarga merupakan kunci masa depan bangsa. Karena itu, upaya mewujudkan keluarga sejahtera harus dimulai sejak perencanaan keluarga yang akan menjadi mata rantai kehidupan generasi berikutnya.

Tantangan besar yang dihadapi keluarga-keluarga saat ini menurut Eka adalah prevalensi stunting.

Baca Juga : Empat Pelaku Penganiayaan Depan Kampus Baru UHO Kembali Diamankan

Menurut Eka, satu dari empat balita di Indonesia mengalami stunting yakni kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi, infeksi berulang, dan stimulasi lingkungan yg kurang mendukung.

Kondisi ini berefek jangka panjang hingga lanjut usia. Stunting berdampak sangat buruk bagi masa depan anak-anak Indonesia.

“Perencanaan keluarga adalah poin penting yang harus dipersiapkan setelah menikah. Perencanaan keluarga menjadi titik upaya pencegahan stunting,” kata Eka dalam keterangan tertulisnya.

Karena itu Eka mengatakan, puncak Harganas ke 29 di Kota Medan yang digelar pada 29 Juni 2022 mendatang, ditargetkan untuk menurunkan prevalensi stunting secara nasional yang pada 2024 mendatang targetnya sebesar 14%.

Eka juga menerangkan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 39 Tahun 2014 tentang Hari Keluarga Nasional ditetapkan tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional dan bukan merupakan hari libur.

Baca Juga : Usai Juara di Kolaka, ARS Racing Tim Bakal Tampil di Kendari pada Juli 2022

Walaupun demikian, peringatan Hari Keluarga secara nasional telah dicanangkan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 Juni 1993 di Provinsi Lampung.

Prof. Dr. Haryono Suyono merupakan penggagas Hari Keluarga Nasional.

Saat itu Prof. Haryono Suyono merupakan Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto. (Kini lembaga pemerintah itu berubah menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dengan akronim tetap BKKBN dan dipimpin dr. Hasto Wardoyo).

Kepada Presiden Soeharto, Haryono menyampaikan tiga pokok pikiran terkait Hari Keluarga Nasional.

Pertama, mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa Kedua, tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa.

Baca Juga : BKKBN Sultra Bimbing Proses Verifikasi dan Validasi Data Keluarga Berisiko Stunting di Kolaka

Ketiga, yakni membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga yang sejahtera.

Presiden Soeharto menyetujui gagasan tersebut. Maka, lahirlah Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap 29 Juni. Ada nilai sejarah di balik pemilihan tanggal dan bulan tersebut.

“Tanggal 29 Juni merupakan kristalisasi semangat pejuang Keluarga Berencana untuk memperkuat dan memperluas program KB,” jelas Eka.

Lebih lanjut Eka menjelaskan, di beberapa negara lain juga memiliki hari keluarga atau family day yang peringatan dan perayaannya berbeda-beda. Bahkan waktunya pun berbeda.

“Amerika sudah mengenal dan memperingati hari keluarga atau family day pada hari Minggu pertama di bulan Agustus 1978,” kata Eka.

Baca Juga : Musda Ketiga Pengurus Kolaka Utara, Ketua WI Sultra : Jaga Shalat Lima Waktu 

Afrika Selatan juga punya hari keluarga yang diperingati sejak tahun 1995. Australia mendeklarasikan adanya hari keluarga itu pada hari Selasa minggu pertama bulan November 2007.

Pada tahun 1994, kata Eka, Perserikatan Bangsa-Bangsa mendeklarasikan Hari Keluarga dan tanggal 15 Mei dinyatakan sebagai Hari Keluarga Internasional.

Menurut Eka, walaupun tanggal pelaksanaannya berbeda di tiap negara namun secara umum Hari Keluarga dimaknai sebagai hari berkumpulnya anggota keluarga, ayah ibu dan anak-anak untuk makan bersama.

Saat berkumpul inilah diharapkan akan menumbuhkan rasa kebersamaan dalam suatu keluarga.

Karena tujuannya menumbuhkan rasa kebersamaan, maka ada yang mendefinisikan bahwa Hari Keluarga tidak hanya untuk keluarga tetapi suatu hari yang dirayakan untuk berbagai komunitas termasuk bisnis dan kelompok masyarakat tertentu.

Reporter: Sardin D.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version