NEWS

Dispar Baubau Bantu Generasi Muda Pahami Sejarah Benteng Keraton Buton

578
Ketgam : Kepala Dispar Kota Baubau, Ali Arham.

Penulis : Ardilan

BAUBAU – Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) rupanya memiliki keinginan mengembalikan nilai dan konsep kawasan Benteng Keraton Buton seperti di masa lampau Kesultanan Buton.

Untuk upaya mewujudkan itu, Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Baubau pun saat ini tengah menyusun toponim kawasan Benteng Keraton Buton agar memudahkan generasi muda memahami sejarah salah satu situs peninggalan bersejarah tersebut.

Kepala Dispar Kota Baubau, Ali Arham mengatakan toponim yang disusun itu nantinya memuat tentang hal-hal yang pernah ada di kawasan Benteng Keraton.

Ia mencontohkan dahulu kala terdapat sembilan Limbo di dalam kawasan Benteng yang saat ini hal itu sudah tidak ada lagi. Pihaknya juga akan berupaya mendenah ulang lokasi kampung-kampung lama.

“Yang coba kita kembali itu seperti Limbo gundu-gundu itu dimana letaknya. Limbo Melai dan Limbo Baluwu itu dimana letaknya. Kita coba kembalikan walaupun saat ini ada dalam satu kawasan di Kelurahan Melai,” ucap Ali Arham, Senin 08 Februari 2021.

Ali Arham mengungkapkan pihaknya juga akan melestarikan tanaman pohon asam. Menurut yang pernah ia baca, pohon asam merupakan tanaman yang dibawa pada saat Syeikh Abdul Wahid saat menyebarkan islam.

“Setiap tempat beliau (Syeikh Abdul Wahid) berdakwa selalu bawa tumbuhan ini (Pohon asam),” ujarnya.

Ia mengaku kawasan Benteng Keraton Buton tengah dibahas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI sebagai salah satu peringkat cagar budaya Nasional. Apabila ditetapkan, kata dia, pihaknya akan semakin mudah menata kembali nilai dan konsep kawasan Benteng Keraton karena Pemerintah pusat bakal mengucurkan dukungan anggaran.

“Misalnya Benteng kita rusak, maka kita bisa usulkan untuk diperbaiki. Sekarang ini beberapa Lawa dan Baluara di dalam benteng kondisi rusak,” bebernya.

Ia menambahkan penataan Benteng Keraton juga nantinya akan meningkatkan sisi kepariwisataannya. Sebab, bila tertata kawasan tersebut akan menarik wisatawan untuk berkunjung.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version