MUNAPOLITIK

Ditetapkan Nomor Urut Dua, Rajiun: Angka Hoki Bagi RAPI

502
Calon Bupati Muna
Calon Bupati Muna, Laode M Rajiun Tumada (tengah) bersama wakilnya, H. La Pili (kanan) saat ditemui awak media di kantor KPU Muna, Kamis, 1 Oktober 2020. (Foto: Jul Awal/Mediakendari.com).

Reporter : Muna Barat

MUNA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Muna menetapkan pasangan calon bupati dan Wakil Bupati Muna, Laode M Rajiun Tumada dan La Pili, memegang nomor urut 2, pada Pilkada 2020.

Penetapan dilakukan KPU Kabupaten Muna hari ini, Kamis, 1 Oktober 2020 melalui rapat pleno terbuka, dengan putusan bernomor 260/PL.02.3-Kpt/7403/KPU-Kab/X/2020.

Calon Bupati Muna, Laode M Rajiun Tumada mengatakan, penetapan dirinya sebagai calon bupati Muna dengan memegang nomor urut 2 sesuai harapan dan keinginannya.

Filosofi nomor tersebut, kata Rajiun, wujud ceminan bagaimana Tuhan menciptakan sesuatu berpasang-pasangan. Menurutnya angka itu merupakan keberuntungan dan berkesan bagi dirinya.

“Angka dua itu angka keseimbangan alam. Ada siang ada malam, ada suka ada duka, ada benar ada salah, kiri dan kanan dan semua selalu butuh keseimbangan,” ungkap Rajiun usai pleno di KPU, Kamis, 1 Oktober 2020.

Dikatakannya, sejak jauh hari masyarakat sudah menganggap nomor dua identik dengan dirinya. Hal itu dibuktikan, dimana setiap peresmian posko masyarakat selalu mengangkat simbol dua jari.

“Semoga nomor ini sebagai tanda kemenangan pada 9 Desember mendatang. Dan memang saya nomor dua dari dulu. Ini angka hoki bagi saya, dari Muna Barat dan sampai di Muna,” singkatnya.

Seperti diketahui, di Pilkada Mubar tahun 2017 lalu, Rajiun yang berpasangan dengan Ahmad Lamani juga memegang nomor urut 2, dan memenangkan kontestasi tersebut.

Meski demikian, Rajiun mengajak pendukungnya Muna untuk tidak jumawa atas penetapan nomor tersebut, dan tetap menjunjung tinggi rasa persatuan serta tidak mudah terprovokasi.

“Jangan mudah terprovokasi dan jangan terpancing. Rapatkan barisan dan kuatkan soliditas untuk menjemput kemenangan nomor urut dua nantinya,” pungkasnya.

You cannot copy content of this page

You cannot print contents of this website.
Exit mobile version