Reporter : Ardilan
Editor: Kang Upi
BAUBAU – Direktur BLUD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palagimata Kota Baubau, dr. Nuraeni Djawa menilai, masyarakat telah menjadi korban pemotongan jam layanan.
Penilaian itu sendiri diungkapkannya saat menanggapi aksi protes dokter beserta staf medis, perawat, petugas laboratorium, dengan memotong jam layanan kesehatan masyarakat secara sepihak.
Menurutnya, aksi protes yang dimulai dari pernyataan mosi tidak percaya hingga pemotongan jam pelayanan dari enam jam menjadi dua jam di semua poli, berdampak kurang bagus untuk masyarakat Baubau.
“Saya sesalkan juga sebenarnya karena ini kan berimbas ke masyarakat. Seharusnya masyarakat mendapatkan pelayanan yang betul-betul tapi karena mereka (para dokter) menurunkan pelayanan imbasnya kan yang jadi korban siapa ya masyarakat,” kata dr. Nuraeni ditemui diruang kerjanya, Rabu (4/12/2019).
dr. Nuraeni juga menjelaskan, berdasarkan pantauannya pelayanan terhadap masyarakat masih berjalan normal seperti biasanya. Ia juga mengaku belum mendapat keluhan dari pasien akibat dari penurunan jam pelayanan tersebut.
Baca Juga :
- Dinas Pariwisata Sultra Terbaik Soal Keterbukaan Informasi Publik
- Wakil Ketua Komisi V DPR RI Bersama Direktur Bendungan dan Danau Kementrian PUPR Kunjungi Lokasi Bendungan Pelisika
- KPU Muna Barat Sukses Raih Penghargaan Peringkat I Terkait Pengelolaan Pelaporan Dana Kampanye
“Teman dari Jantung (Poli) tadi bilang sama saja pelayanan seperti biasanya. Bukan hanya direktur kan (Yang kena dampak) pasti kan semuanya terhadap masyarakat juga,” bebernya.
Dia juga menilai, pelayanan yang tetap berjalan normal meski para dokter memberlakukan penurunan jam pelayanan disebabkan faktor hati nurani dari para dokter maupun staf medis serta perawat.
Ia menganggap, para jajarannya tersebut tidak tega apabila melihat ada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di RSUD Palagimata, namun tidak terlayani dengan baik.
“Kalau mereka (Pasien) sudah berjam-jam dari pagi baru mereka (Para dokter) meninggalkan kan kasian. Kita kembali pada diri kita masing-masing, misalnya keluarga kita dikasih begitu di daerah lain apa mau terima,” tukasnya.
Terkait permintaan para dokter yang meminta dirinya dicopot dari jabatan direktur BLUD, dr Nuraeni menyerahkan hal itu kepada orang nomor satu di Kota Baubau.
“Saya menunggu saja hasil keputusan Wali Kota sebagai pimpinan tertinggi kami. Apapun keputusannya itu sudah yang terbaik,” tandas istri dari Rahmat Tuta ini.