KENDARI – Dompet dhuafa (DD) Cabang Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam membantu sesama tetap fokus pada lima pilar program, yakni pilar pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial dan dakwah.
Kepala Cabang Dompet Dhuafa Sultra Hassan Afif mengatakan program dompet dhuafa di Sultra tetap mengikuti lima pilar program dengan membuat program baru dimana pemerintah dan organisasi lain belum masuk.
Hal ini penting agar program dompet dhuafa sekarang maupun yang akan datang tetap pada jalur dan pilar yang telah ditetapkan dari pengurus pusat, sehingga nantinya dalam aplikasi program tidak bias.
Adapun ciri ciri dompet dhuafa pertama bantuan tersalurkan, tepat sasaran, berdampak dan berkelanjutan, artinya semua organisasi bisa menyalurkan bantuan tapi apakah bisa tepat sasaran atau berdampak, kalau sudah berdampak apakah bantuan tersebut bisa berkelanjutan. “Ini yang membedakan dompet dhuafa dengan organisasi lain,” ungkap Hassan saat menjadi bintang tama pada program Selamat Pagi Sultra, Kamis 25 November 2021.
Ia mencontohkan ketika dompet dhuafa sudah memprogramkan beasiswa yang dananya diambil dari dana zakat program bidikmisi milik pemerintah baru mulai diprogramkan tahun 2014, begitu juga program BPJS ketika pemerintah memprogramkan BPJS kesehatan, dompet dhuafa telah lama meluncurkan programkan layanan kesehatan cuma – cuma dan pembangunan rumah sakit sehat bersama dengan pelayanan gratis.
Khusus di Sultra berbagai program telah diaplikasikan ke masyarakat di antaranya dari pilar ekonomi, pada lebaran tahun 2021 telah disalurkan 286 ekor sapi qurban di seluruh wilayah Sultra.
Pada bidang pendidikan terdapat tiga titik penerapan program yaitu di Kota Kendari berupa pemberian beasiswa bagi 25 orang mahasiswa UHO, program pendampingan sekolah selama dua tahun di Tinanggea, Konawe Selatan sampai sekolah tersebut berkembang, ketiga adanya program pelatihan dan pendampingan 25 guru di Konawe Kepulauan (konkep).
Dikatakan beberapa program kedepan yang akan dikembangkan adalah peternakan sapi sangat menjanjikan apalagi sapi bali di Sultra termasuk sapi berkualitas dengan harga murah. Ada juga beras merah wakawondu yang terkenal enak dan wangi dari Buton Utara bahkan beras wakawondu jadi beras terbaik di dunia.
“Inilah beberapa potensi yang akan kita seriusi, kami akan masuk melalui pemberdayaanya tapi kami juga mengundang pengusaha untuk berkolaborasi mengembangkan potensi tersebut,” jelasnya.
Terkait program dompet dhuafa, masyarakat menyambut positif artinya kalau dilihat dari konteks bisnis maka costumer dompat dhuafa terbagi dua, yakni kelompok mustahik yaitu kelompok penerima manfaat dan kelompok muzzaki yaitu kelompok pemberi bantuan atau dana.
Ditanya kemungkinan adanya masyarakat yang meragukan keberadaan dompet dhuafa, Hassan menjelaskan bahwa dompet dhuafa adalah organisasi yang tidak terkait dengan kelompok tertentu atau golongan apa pun tidak terkait dengan politik mana pun atau tidak terkait dengan organisasi teroris. Akan tetapi dompet dhuafa adalah untuk kemanfaatan ummat.
“Karena baru dua tahun di Sultra mungkin ada yang meragukan dompet dhuafa itu dapat dana dari mana, bagaimana mengelolahnya dan bagaimana menyalurkanya,” ungkap Hassan.
Penulis : Redaksi