JAKARTA – Dr. Salim Segaf Al Jufri dan Ustadz Abdul Somad Batubara Lc MA merupakan dua nama yang direkomendasikan pada acara Ijtima. Gelaran acara yang dihadiri oleh para habaib, ulama dan para petinggi partai yang tergabung dalam koalisi keumatan serta ekonom serta tokoh nasional merupakan sebuah wujud kepedulian para ulama dalam menyikapi persoalan bangsa ini terutama Pilpres 2019.
Presiden Perkumpulan Pengusaha Muslim Indonesia, Eggi Sudjana melalui rilis yang diterima Mediakendari.com, Rabu (8/8) mengatakan, Ustadz Abdul Somad (UAS), mendominasi pilihan umat secara elektoral diberbagai media.
Lanjutnya, tarutama media sosial yang saat ini juga tidak boleh dianggap sebelah mata. Banyak pelajaran yang dapat kita petik bahwa peran media juga mampu mendorong mendapat simpati dan keterpilihannya termasuk juga kejatuhan kekuasaannya 889er yang pernah tenar dari Tunisia (Red-Facebook).
“Dimedia sesungguhnya menggambarkan betapa kuatnya dukungan terhadap UAS. Terlebih uraian yang disampaikan oleh Hanum Salsabiela Rais (Red-Putri Amien Rais) bahwa UAS memiliki ratusan juta follower yang sangat setia mengikuti setiap dakwahnya dalam berbagai media sosial. Hal tersebut menggambarkan bahwa umat sangat mengharapkan tampilnya UAS,” ujarnya melalui rilisnya.
Terbentuknya Relawan Nasional Prabowo UAS-RN PAS dibawah pimpinan Eggi Sudjana, merupakan wujud nyata bahwa betapa besar perhatian dan harapan serta keatatan umat kepada ulama.
Eggi Sudjana menambahkan, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan, diantaranya harus adanya persamaan presepsi bahwa UAS sangat dibutuhkan oleh umat.
“Kesadaran oleh semua pihak serta ketaatan kepada ulama terutama imam besar Habieb Rezieq Shihab,” ujar Eggi.
Menurutnya, UAS harus menerima bahkan wajib memenuhi keinginan umat untuk menerima Ijtima ulama sebagai cawapres yang akan mendampingi Prabowo Subiyanto.
“UAS harus, bahkan wajib memenuhi permintaan umat Islam yang memintanya untuk tampil sebagai umaro dalam hal ini wakil presiden. Penotakan UAS secara halus kita sangat apresiasi sebagai ulama yang tawadu. Namun itu berlaku dahulu jaman sahabat rosul yang pemerintahannya baik-baik saja,” tutupnya. (b)
