Reporter: Ferito Julyadi
KENDARI – Nilai ekspor Sulawesi Tenggara (Sultra) pada April 2020 tercatat mengalami penurunan sebesar 19,87 persen dibanding Maret 2020. Dimana pada Maret, Ekspor Sultra tercatat US$147,47 juta. Sedangkan data April ebesar US$ 118,16 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra, Mohammad Edy Mahmud dalam video konfrensi pers by youtube, Selasa 02 Juni 2020 mengungkapkan, untuk volume ekspor April 2020 tercatat 93,09 ribu ton atau mengalami kenaikan sebesar 6,81 persen dibanding ekspor Maret 2020 yang tercatat 87,16 ribu ton.
Sementara itu, untuk total ekspor Sultra selama Januari hingga April 2020 mencapai 391,56 ribu ton atau senilai US$ 534,79 juta
“Kemungkinan Penurunan nilai ekspor disebabkan perekonomian secara global akhir-akhir ini yang mengakibatkan kontraksi dibeberapa negara besar. Khususnya di Tiongkok, dimana itu adalah tujuan utama ekspor kita,” ujarnya.
Edy menjelaskan, di pada Januari hingga Maret 2020, tercatat nilai ekspor Sultra relatif baik dan meningkat. Tetapi memasuki April 2020, terjadi sedikit penurunan.
“Kami harap kedepannya, nilai ekspor Sultra kembali membaik sehingga bisa memberikan defisa yang besar untuk negara,” harapnya.
Dijelaskanya juga pada April 2020, sektor industri pengolahan masih memberikan peran besar dalam nilai ekspor Sultra. Dimana komoditi industri pengolahan tercatat US$ 117.42 juta atau sebesar 99,37 persen.
“Tiongkok masih menjadi tujuan ekspor kita, dengan pangsa pasar sebesar 96,13 persen atau US$ 113,59 juta,” ungkap Edy.
Tak hanya itu, nilai impor Sultra pada April 2020 tercatat US$100,61 juta atau mengalami penurunan sebesar 26,23 persen dibanding impor bulan sebelumnya yang tercatat US$136,38 juta.
Sementara, untuk volume impor April 2020 tercatat 218,84 ribu ton atau mengalami penurunan sebesar 48,77 persen dibanding impor bulan sebelumnya, yang tercatat 427,15 ribu ton.
Total impor Sulawesi Tenggara selama Januari-April 2020 mencapai 1.208,11 ribu ton atau senilai US$475,44 juta.
“Dari total impor April 2020, komoditi bahan baku atau penolong yang paling banyak kita datangkan, yakni sebesar 82,04 persen atau US$ 82,54 juta,” jelasnya.