FEATUREDKESEHATANKOLAKA TIMURPERISTIWA

Fasilitas Kesehatan Jadi Penghambat Pertolongan Bayi Ibu Melpawati di Koltim

577
×

Fasilitas Kesehatan Jadi Penghambat Pertolongan Bayi Ibu Melpawati di Koltim

Sebarkan artikel ini

LOEA – Bayi malang yang baru saja lahir dari rahim ibunya yang bernama Melpawati, warga Kelurahan Simbalai, Kecamatan Loea, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra), terpaksa harus kehilangan nyawa akibat kehabisan oksigen saat perjalanan ke Rumah Sakit Welala pada hari Selasa, pukul 19:00 Wita (13/3).

Bayi itu lahir dalam keadaan krtis dan pihak Puskesmas Loea merujuk agar keluarga membawa ke RS Welala, namun Menurut Sandra, yang merupakan kakak kandung Melpawati, menduga bahwa bayi tersebut telah meninggal pada saat perjalanan dari Puskesamas Loea menuju RS Welala. Diakibatkan karena oksigen telah habis, sehingga bayi malang itu kehabisan bantuan pernapasan.

“Besar dugaanku jika bayi calon ponakanku itu sudah meninggal di perjalanan pada saat mau dirujuk. Sebab dipertengahan perjalanan, bidan mengatakan oksigenya sudah habis. Terpaksa alat yang dipasang dihidung bayi itu dibuka,” ungkap Sandra yang ditemui crew MediaKendari.Com  dirumah adiknya, Rabu (14/3/2018).

Untuk itu, Sandra sangat menyayangkan dengan ketidaksiapan peralatan Puskesmas Loeya itu sendiri. Bukan hanya itu, adanya keterlambatan penanganan bayi itu karena supir ambulance pun juga tidak ada di tempat.

“Saya sangat menyayangkan kenapa oksigenya tidak diperhatikan. Seharusnya pihak puskesmas sudah memeriksa dan menyiapkan yang baru sehingga pasien sekarat besar peluang bisa tertolong,” sesalnya.

Selain itu, lanjut Sandra, keterlambatan penanganan untuk mengantar bayi itu, mobil ambulance tidak berada ditempat (Puskesmas), melainkan berada dirumah kepala puskesmas. Nanti setelah salah satu bidan menghubungi anak Kepala Puskesmas (Kapus) barulah mobil itu dibawa, itupun setelah melalui proses yang lama.

“Setelah mobil tersebut di bawah, barulah bidan bergegas untuk merujuk bayi itu, tapi anehnya supirnya tidak ada, terpaksa saya yang kemudi, sebab anak Kapus itu belum lincah mengemudikan mobil dengan jarak yang jauh,” ujar Sandra.

Ditempat terpisah, bidan Eka dan Yuli mengatakan bahwa mereka telah melakukan tindakan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Adapun soal kehabisan oksigen, mereka membenarkan jika oksigen habis dalam perjalanan dikarenakan oksigennya sisa sedikit dan tidak ada persediaan yang baru di puskesmas, sehingga selang oksigen tersebut dilepas dari hidung bayi tersebut.

“Betul oksigen itu habis, karena oksigennya sisa sedikit dan tidak ada lagi persediaan. Mobil ambulan juga tidak ditempat, nanti ditelpon baru datang. Setelah kami sampai di RS Welala, dokter langsung memeriksa denyut jantung bayi dan mengatakan bahwa bayi tersebut telah meninggal dunia,” jelas Eka.

Reporter : Jaspin                                                                                                                         Editor : Hendriansyah

You cannot copy content of this page