KENDARI, Mediakendari.com – Bahasa Muna sebagai bagian dari kekayaan budaya Nusantara menghadapi tantangan di era globalisasi. Menyikapi hal ini, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Halu Oleo (UHO) bekerja sama dengan Summer Institute of Linguistics (SIL) menggelar kuliah umum bertajuk Mengenal Bahasa Muna: Kata Kerja dan Kalimat Pasif. Rabu, 19/02/2025 pada pukul 09.00 – 11.00 WITA di Aula FIB UHO.
Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra FIB UHO, Dr. Rasiah, S.Pd., M.Hum., menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkenalkan struktur bahasa Muna, khususnya dalam aspek kata kerja dan kalimat pasif, serta mendorong penelitian lebih lanjut mengenai bahasa daerah. Ia menekankan pentingnya pemahaman terhadap bahasa ibu, mengingat banyak penutur asli yang belum sepenuhnya memahami kaidah linguistik bahasa mereka sendiri.
“Pelestarian bahasa daerah bukan hanya tanggung jawab komunitas penuturnya, tetapi juga akademisi. Bahasa Muna masih memiliki banyak penutur, tetapi penggunaannya dalam ranah akademik dan formal semakin berkurang. Kami berharap kajian ini dapat menjadi pemicu penelitian lanjutan yang lebih luas, termasuk terhadap bahasa daerah lain di Sulawesi Tenggara yang terancam punah,” ujar Dr. Rasiah.
Kuliah umum ini menghadirkan Rene van den Berg, Ph.D., seorang peneliti dari SIL yang telah mendalami bahasa Muna sejak 1985. Ia menyoroti tantangan dalam menjaga kelangsungan bahasa ini di tengah modernisasi, urbanisasi, serta pernikahan campur yang menyebabkan menurunnya penggunaan bahasa Muna dalam kehidupan sehari-hari.
“Bahasa Muna memiliki struktur linguistik yang unik, terutama dalam sistem kata kerja dan bentuk pasifnya. Keunikan ini tidak hanya menjadi identitas budaya masyarakat Muna, tetapi juga bagian dari kekayaan bahasa di Indonesia. Namun, jika tidak ada upaya serius untuk mempertahankannya, kita bisa kehilangan salah satu aset budaya yang berharga,” ungkapnya.
Kuliah umum ini mendapat respons positif dari mahasiswa lintas jurusan yang hadir. Mereka berharap kajian terhadap bahasa Muna terus dikembangkan dalam berbagai penelitian akademik dan penerapan praktis di masyarakat.
FIB UHO berkomitmen untuk terus mengembangkan kajian bahasa daerah sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya. “Menjaga bahasa daerah bukan sekadar mempertahankan kata-kata, tetapi juga menjaga identitas dan jati diri kita sebagai bangsa,” tutup Rene van den Berg.
Reporter: Nurzaida