Reporter : Ardilan
BAUBAU – Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) cabang Sulawesi Tenggara (Sultra) mencoba meluruskan persoalan kepengurusan Forki Kota Baubau yang terjadi dualisme.
Masalah dualisme tersebut coba diselesaikan melalui pertemuan rapat yang digelar Forki Kota Baubau bersama Fokri Sultra yang turut dihadiri sejumlah perguruan yang bernaung dibawah Forki Kota Baubau, Sabtu 19 Desember 2020.
Ketua Bidang Organisasi Forki Sultra, Sodan Ayu Putri Warningsih mengungkapkan pihaknya datang ke Kota Baubau atas permintaan pengurus Forki Baubau. Tujuannya, kata dia, untuk menjembatani kepengurusan Forki Baubau yang dikabarkan terpecah.
“Untuk menyelesaikan konflik itu, kami turun sebagai tim untuk melengkapi administrasi kepengurusan Forki Baubau. Karena ini juga permintaan dari Forki Baubau karena informasi yang kami terima organisasinya tidak jalan,” ucap Ayu Putri Warningsih dikonfirmasi usai rapat.
Meski begitu, Ayu Putri belum membeberkan secara pasti langkah yang diambil pasca pertemuan itu. Ia berdalih pihaknya hanya sebatas melakukan verifikasi terlebih dahulu.
“Tujuan kami juga hanya ingin melakukan verifikasi. Hari ini kita sudah lakukan. Kita hanya mengumpulkan data. Nanti di provinsi kita putuskan,” timpalnya.
Ia menyebut, tujuh perguruan yang hadir yaitu Inkado, Lemkari, Inkanas, Gojukai, Sotokai, Inkai dan Kakai
“Mudah-mudahan organisasinya bisa bersatu, membina organisasi dengan sehat, bisa menciptakan atlit berprestasi juga untuk persiapan sebagai tuan rumah Porprov tahun 2022 mendatang,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Harian Forki Baubau, Welgi Sumargo mengatakan pihaknya tetap solid dibawah kepemimpinan Letkol Infantri Davy Dharma Putra.
Ia menilai, kepengurusan Forki Baubau periode 2018-2020 masih sah dibawah komando mantan Dandim 1413 Buton tersebut. Sebab, apabila terdapat pihaknya lain yang menyatakan sebagai Pengurus Forki Baubau yang baru, itu merupakan kepengurusan yang tidak sah.
“Dia (Davy Dharma Putra) memberikan mandat ke saya sebagai ketua harian karena beliau tidak berada di tempat (di Baubau) tapi di luar daerah. Jadi yang sah mengeluarkan pembekuan adalah ketua umum sampai diadakan musyawarah daerah luar biasa (Musdalub) baru bisa diganti,” tegasnya.
Ditempat sama, Sekretaris KONI Kota Baubau, Yunus Nonci menambahkan pihaknya hanya menginginkan agar Forki solid. Hal ini agar tidak mengganggu persiapan menghadapi Porprov 2022 mendatang.
Dengan merukunkan persoalan internal Forki Baubau, ia berharap para atlit Karate di daerah eks Pusat Kesultanan Buton ini dapat mendulang prestasi berupa torehan emas di Porprov nanti. Ia juga enggan mengomentari terkait adanya surat pembekuan pengurus Forki Baubau.
“Kami hanya fokus ingin melakukan pembenahan atas perbedaan-perbedaan itu. Yang rugi adalah atlit dan daerah. Banyak atlit kita keluar daerah dan jadi atlit dimana-mana menyumbangkan medali emas untuk daerah lain. Padahal dia orang Baubau. Itu karena ketidak kompakan di internal,” pungkasnya.