NEWS

Gegara Corona, Jumlah Penumpang Kapal dan Pesawat Turun Drastis

595
×

Gegara Corona, Jumlah Penumpang Kapal dan Pesawat Turun Drastis

Sebarkan artikel ini

Reporter: Ferito Julyadi

KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat, pada April 2020 jumlah penumpang angkutan udara mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

BPS mencatat adanya penurunan jumlah penumpang dan angkutan barang mulai terlihat sejak Maret 2020. Atau diawal penatapan masa darurat pandemi Coronavirus Desease 2019 (Covid-19).

Periode April 2020, jumlah penumpang yang berangkat sebanyak 10,565 orang. Untuk data bulan sebelumnya, jumlah penumpang berangkat sebanyak 51,429, atau turun sebesar 79,46 persen.

Sedangkan jumlah penumpang angkutan udara yang datang pada April 2020 yang berjumlah 12,985 orang. Dibandingkan bulan sebelumnya yang berjumlah 58,318 orang, atau turun 77,73 persen.

“Secara rata-rata, jumlah penumpang angkutan udara turun sebesar 78,54 persen,” ujar Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud melalui video konfrensi pers by youtube, Selasa 01 Juni 2020.

Kondisi yang nyaris sama juga terjadi pada moda angkutan laut, dimana pada April 2020 jumlah penumpang naik sebanyak 46,507 dan penumpang yang turun sebanyak 54,491.

Secara umum, dibandingkan Maret 2020 terjadi penurunan sebesar 62,96 persen. Dimana, pada bulan sebelumnya jumlah penumpang naik sebanyak 133,912 dan penumpang turun 138,787.

Penurunan juga terjadi pada jumlah muatan bagasi baik pesawat maupun kapal di periode April 2020, dengan jumlah yang dibongkar pada bagasi pesawat sebanyak 385 ton atau turun sebesar 42,19 persen.

Sedangkan untuk barang yang dimuat di bagasi pesawat sebanyak 102 ton atau turun 57,50 persen dibanding bulan sebelumnya.

Untuk angkutan kapal, jumlah barang pada April 2020, barang yang di bongkar sebanyak 536.316 ton atau mengalami penurunan 18,86 persen dibanding bulan sebelumnya. Sedangkan barang yang dimuat 1.541.523 ton atau mengalami kenaikan 13,86 persen.

“Kenaikan jumlah muatan barang pada peti kemas angkutan laut ini, kemungkinana disebabkan nilai ekspor kita yang tetap tinggi, terutama ekspor komoditi feronikel,” ungkap Edy.

You cannot copy content of this page