NEWS

Gubernur Sultra Siap Beri Dukung Penuh ke PLN

661
×

Gubernur Sultra Siap Beri Dukung Penuh ke PLN

Sebarkan artikel ini
Gubernur Sultra, H Ali Mazi, SH saat mengapresiasi PLN karena telah bekerja sama dengan baik bersama Pemprov Sultra.

KENDARI – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) H Ali Mazi, SH mengapresiasi PLN yang telah mendukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra selama ini. Ali Mazi siap memberikan dukungan penuh ke PLN.

“Tahun 2003, ketika saya pertama kali menjadi gubernur, total daya Sulawesi Tenggara hanya 5 MW, setiap hari harus bergiliran. Hari ini, setelah 10 tahun saya kembali terpilih menjadi gubernur alhamdulillah, listrik rumah tangga semua sudah terpenuhi. Tidak ada lagi mati lampu,” ucap Ali Mazi.

Ia menilai acara ini sebagai bentuk komitmen PLN untuk mengurangi kesenjangan distribusi listrik di daerah. Terutama untuk sektor industri yang memiliki potensi pertambangan yang sangat besar.

Hadirnya investasi pasca pandemi Covid-19 akan menjadi kunci dari pemulihan ekonomi Indonesia. PT PLN (Persero) sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pemasok listrik berkomitmen untuk mendukung pemenuhan kebutuhan sektor industri dan bisnis listrik serta menyambut investasi baru.

Melalui penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan pelanggan tegangan tinggi, PLN telah membuktikan bisa memenuhi kebutuhan listrik sepenuhnya dengan kualitas yang baik dan dapat diandalkan.

Total ada 13 PJBTL dan MoU yang ditandatangi pada kesempatan kali ini. Sementara total daya listrik yang akan disuplai oleh PLN kepada para pelanggan tegangan tinggi mencapai 2.270 Mega Volt Ampere (MVA).

Pasok listrik ini nantinya akan disalurkan kepada PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNAI), PT Stargate Mineral Asia (SMA), PT Aquila Cobalt Nickel (ACN), PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), PT Wahana Lestari Investama (WLI), PT Sampoerna Kayu (SK), dan PT Gebe Industry Nickel (GIN). Termasuk diantaranya produk Renewable Energy Certificate (REC) yang diserap oleh PT Sumitomo Indonesia (SI).

Menteri Investasi/BKPM, Bahlil Lahadalia yang diwakili oleh Deputi Bidang Pengendalian Pengadaan Penanaman Modal BKPM, Imam Soejoedi menegaskan PLN sebagai perpanjangan tangan pemerintah harus memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh pelanggan.

“MoU ini merupakan sejarah bagi PLN, jual beli tenaga listrik yang terbesar hingga saat ini, 2.270 MVA,” kata Imam Soejoedi saat memberikan sambutan pada acara Penandatanganan SPJBTL dan MoU Pelanggan Tegangan Tinggi di Kantor Pusat PLN Jakarta, Jumat 29 Oktober 2021.

Imam Soejoedi pun mengapresiasi PLN yang proaktif, menghadirkan listrik yang andal dengan harga kompetitif dan berkualitas. Terlebih mengingat PLN sebagai BUMN yang bergerak di sektor jasa penyediaan listrik membuktikan mampu meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

“Ini kolaborasi yang sangat baik. Setiap investasi tentunya membutuhkan listrik dengan kualitas yang baik,” katanya.

Melalui dukungan penuh dari PLN, pihaknya optimis dapat mewujudkan Indonesia maju pada 2045 dengan memastikan hadirnya investasi yang menjadi tulang punggung perekonomian dalam negeri.

“Komposisi pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi, investasi, serta ekspor dan impor. Di tengah situasi saat ini, investasi menjadi satu-satunya jalan menopang pertumbuhan,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Ir Bob Saril menyampaikan PLN berperan dalam melayani dan menyediakan pasokan listrik yang Andal (Reliability), Berkualitas (Quality) dan Harga yang Kompetitif (Price).

Dengan adanya acara penandatanganan PJBTL dan MoU ini, PLN berkontribusi positif dalam menyediakan pasokan listrik bagi pelanggan tegangan tinggi untuk mendukung kemajuan perekonomian bangsa.

“Teknologi smelter berbasis elektronik tentunya menjadi salah satu opsi untuk mendukung seluruh kegiatan produksi. Oleh karena itu, penandatanganan kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi antara PLN dengan para pelaku usaha, khususnya di sektor industri smelter yang kini menjadi primadona di Indonesia,” ujarnya.

Terlebih lagi, PLN sedang dalam kondisi surplus di sebagian besar sistem kelistrikan. Cadangan sistem kelistrikan PLN pada umumnya mencapai lebih dari 40 persen. Tentunya, cadangan sistem ini akan semakin meningkat dengan masuknya pembangkit-pembangkit yang saat ini sedang proses konstruksi. Proyek yang merupakan bagian mega proyek 35 Gigawatt ini akan menyumbang daya mencapai 17,9 Gigawatt atau setara dengan 50 persen dari cadangan saat ini.

“Kondisi surplus menuntut PLN terus berinovasi dalam membangun kerja sama, merancang inovasi untuk semakin menyelaraskan kebutuhan demand. Inovasi layanan diciptakan untuk membangun kepercayaan dan sinergi dengan para pelaku usaha untuk membangun perekonomian,” imbuhnya.

Tak lupa, Bob Saril juga mengapresiasi perusahaan–perusahaan yang telah bersedia mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui produk Renewable Energy Certificate (REC).

Renewable Energy Certificate adalah salah satu inovasi produk hijau PLN untuk mempermudah pelanggan dalam pembelian serta mendapatkan pengakuan dari internasional atas penggunaan energi terbarukan yang sudah ada di Indonesia.

“Saat ini telah tersedia Pembangkit Dengan Energi Terbarukan PLN di seluruh Indonesia yang sudah beroperasi mencapai 7.936 Megawatt. Ketersediaan Energi Baru Terbarukan tersebut dapat diklaim sebagai energi yang digunakan untuk pemakaian listrik para pelanggan melalui produk terbaru PLN yaitu Renewable Energy Certificate,” pungkasnya.

Penulis : Sardin.D

You cannot copy content of this page