BAUBAU

Gugus Covid-19 Baubau Rancang Panduan Pola Hidup Diera New Normal

276
×

Gugus Covid-19 Baubau Rancang Panduan Pola Hidup Diera New Normal

Sebarkan artikel ini
Sekda Kota Baubau, Roni Muhtar. Foto: Ardilan/Mediakendari.com

Reporter: Ardilan/Editor: Indi La’awu

BAUBAU – Gugus Tugas Covid-19 Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) tengah merancang susunan panduan pola hidup menyongsong era baru yang disebut new normal ditengah masa pandemi virus Corona.

Sekretaris Gugus Covid-19 Kota Baubau, Roni Muhtar mengatakan, pihaknya sedang mempersiapkan dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk dapat beradaptasi dengan era Covid-19.

Ia menjelaskan, SOP dimaksud yaitu tentang tata cara beraktivitas dan perilaku di tengah-tengah masyarakat. Sehingga penularan Covid-19 baik untuk warga lokal maupun dari luar kota tidak ada lagi korban serta dapat diminimalisir.

“Dalam waktu dekat kita akan launching. Setelah itu tentu kita akan sosialisasikan lagi ke masyarakat. Karena tidak mudah mengatur masyarakat yang beraneka karakter, kami tidak ingin tergesa-gesa menerapkan adaptasi kebiasaan baru ini,” ucap Roni Muhtar, Sabtu 6 Juni 2020.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Baubau ini juga menerangkan sejak awal pihaknya sudah menggunakan pendekatan preventif produktif dalam penanganan sebaran Covid-19 di Kota Baubau. Menurutnya, hal itu disebut konsep semesta PO-5 yang dianggap sebagai pra kondisi sebelum berlakunya kebijakan new normal.

Apabila new normal sudah berlaku, kata dia, ketika aktivitas usaha atau kegiatan yang melibatkan banyak orang mulai dibuka lagi maka semua orang patuh menerapkan protokol kesehatan antara lain rajin cuci tangan, pakai masker, psychal dan sosial distancing serta rutin konsumsi makanan bergizi.

“Pandemi Covid-19 ini merupakan situasi yang tidak bisa ditolak oleh siapapun. Seharusnya kita mulai membiasakan jalani kehidupan ini dengan menerapkan protokol kesehatan dalam suasana Covid-19,” ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19 Baubau, dr Lukman menambahkan, dirinya lebih sepakat menyebut kebijakan new normal dengan istilah kebiasaan baru semesta. Sebab, hal itu lebih mudah dipahami masyarakat Indonesia.

Meski begitu, ada syarat yang harus dipenuhi. Saat ini, ungkap dr. Lukman, pihaknya tengah menyusun syarat dimaksud dengan berpedoman pada World Health Organization (WHO) atau badan kesehatan dunia, BNPB dan hasil analisis daerah yang mulai menerapkan new normal.

“Konsep adaptasi yang kita bangun ini sesuai kelokalan daerah kita. Contohnya, kita punya syarat misalnya angka sakit Covid-19 turun 50 persen dari jumlah terakhir dan  tidak ada tambahan positif Covid-19 lebih dari dua kasus dalam dua pekan terakhir,” bebernya.

Ia menyebut, akan membagi dalam beberapa hal konsep adaptasi kebiasaan semesta dimaksud, salah satunya dibidang pelaksanaan ibadah dengan cara memantau pelaksanaan protokol melalui survey cepat per satu pekan.

“Pekan berikutnya, mungkin levelnya kita tingkatkan ke sekolah-sekolah lalu ruang-ruang publik,” imbuhnya. (B)

You cannot copy content of this page