NASIONAL

Hadiri Reses Rusda Mahmud, Warga Kolaka Adukan Soal Listrik dan Pupuk Langka

392
×

Hadiri Reses Rusda Mahmud, Warga Kolaka Adukan Soal Listrik dan Pupuk Langka

Sebarkan artikel ini
Anggota DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara (Sultra) Rusda Mahmud berfoto bersama warga peserta reses di Pantai Kalomang, Kelurahan Watubangga Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka pada Minggu (07/03/2020).

Reporter: Rahmat R.

KOLAKA – Kehadiran anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara (Sultra) Rusda Mahmud di Kabupaten Kolaka dimanfaatkan warga untuk mencurahkan unek-uneknya tentang kondisi yang dihadapi.

Hal itu terlihat dalam pelaksanaan reses kedua Rusda Mahmud di Pantai Kalomang, Kelurahan Watubangga Kecamatan Watubangga, Kabupaten Kolaka, Minggu 7 Maret 2020.

Digelar dengan melibatkan Kerukunan Keluarga Wajo (KLW) serta beberapa paguyuban lainnya, reses dihadiri ratusan warga dari sejumlah wilayah yang ada di Kecamatan Watubangga.

Anggota Komisi VII DPR RI ini menjelaskan, dalam reses dirinya berniat menjaring masalah yang ada di masyarakat.”Apapun keluhannya disampaikan ke saya. Karena kedatangan saya untuk menyerap aspirasi,” tegas Rusda.

Penegasan tersebut, disambut warga yang menghadiri reses tersebut dengan sejumlah pendapat dan keluhan yang berbeda. Salah duanya, yakni persoalan listrik dan pupuk.

Salah seorang warga, Amin menyampaikan, masyarakat beberapa desa di Kolaka mengeluhkan listrik yang belum masuk. Juga seringnya terjadi pemadaman listrik di sejumlah desa lainnya.

“Gara-gara sering padam listrik jadi kami beli minyak tanah terus. Mana harganya mahal dan jua mulai jarang, ” kata Amin.

Menurutnya, di sejumlah desa yang telah ada jaringan listrik, juga terdapat masalah yakni pemadaman listrik, bahkan listrik lebih sering padam daripada menyalanya.

“Sampai-sampai keluhan kami itu lebih banyak mati lampu dibandingkan dengan menyalanya, ” ungkapnya.

Sementara itu warga lainya, Mursali Rahabite mengeluhkan harga pupuk yang mahal dan langka di pasaran, sehingga para petani terancam tidak bisa mengembangkan usaha pertaniannya.

“Sekarang harga hasil pertanian sangat murah pak, kami kesulitan dengan ini. Ditambah lagi pupuk yang mahal dan langkah, ” beber warga Kecamatan Toari ini.

You cannot copy content of this page