EKONOMI & BISNISKendari

Harga Ikan di Sultra Melonjak

466
×

Harga Ikan di Sultra Melonjak

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi
Ilustrasi, Sumber Foto : Internet

Reporter : Ferito Julyadi
Editor : Ardilan

KENDARI – Pelaksana tugas (Plt) Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Tenggara (Sultra), LM. Fitrah Arsyad mengungkapkan harga ikan mengalami lonjakan harga.

Arsyad mengaku kenaikan harga ini berlaku dihampir semua jenis diantaranya Ikan Kembung dan Ikan Sanu.

Ia menyebut, ikan Kembung mengalami kenaikan sebesar 18,18 persen dari harga Rp 36.667 ribu per kg, melonjak naik hingga Rp 43.333 ribu per kg. Sedangkan untuk Ikan Sanu presentasi kenaikannya mencapai 10 persen dari harga Rp 50 ribu per kg, naik menjadi Rp 55 ribu per kg

“Kenaikan tersebut disebabkan cuaca saat ini yang sedang dalam kondisi buruk. Bukan hanya harga ikan lokal, harga ikan ekspor pun terpengaruh,” kata LM. Fitrah Arsyad dikonfirmasi Kamis 10 September 2020.

Selain ikan, komoditas Cabai besar juga mengalami kenaikan 37,6 persen dari harga 31 ribu per kg, kini Rp 42.667 ribu per kg. Hal ini disebabkan kurangnya suplai dari luar Kota Kendari, salah satunya Sulsel.

Hanya saja, harga Cabai rawit mengalami penurunan sebesar 12,261 persen dari harga Rp 34.333 ribu per kg, turun ke Rp 30 per kg. Penurunan ini disebabkan karena cukupnya suplai dari luar Kota Kendari, seperi dari Konawe dan Konsel.

Meski begitu, harga komoditas lainnya baik lokal maupun ekspor rupanya tidak alami perubahan atau masih dalam kondisi aman, misalnya seperti Cengkeh, Pala dan Kakao.

“Saat awal pandemi perubahan harga pada semua komoditas memang ada, terutama Maret dan April dimana puncaknya-puncaknya pandemi covid-19,” ujarnya.

Soal penentuan Harga Eceran Tertinggi (HET), kata dia, bukan berdasarkan mekanisme pasar, melainkan keputusan Pemerintah Pusat dengan melihat kondisi setiap daerah Provinsi. Untuk HET komoditas beras di wilayah Sulawesi berkisar Rp 9.450 per liter untuk beras medium. Sedangkan beras premium Rp 12.800 per liter.

Sedangkan HET gula pasir Rp 12.500 per kilo, minyak goreng Rp 10.500 per liter dan kemasan sederhananya Rp 11 ribu per liter, kemudian untuk daging beku Rp 80 ribu per kilo.

Ia menjelaskan sejauh ini pihak belum menemukan oknum yang memainkan harga eceran di pasaran. Ada tiga pasar yang menjadi rujukan HET atau harga pantauan, yakni Pasar Sentral Kota, Pasar Mandonga dan Pasar Andonohu.

“Data harga setiap hari ketiga pasar tersebut ada sama kami dan menjadi rujukan harga komoditas. Saat ini harga komoditas di ketiga pasar masih aman, hanya memang saat momen lebaran selalu ada kenaikan harga di ketiga pasar pasar itu,” pungkasnya. (2).

You cannot copy content of this page