Reporter : Ferito Julyadi
KENDARI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat, Januari hingga Juli 2020 lebih dari seratus aktivitas Gempa Bumi Tektonik terjadi di wilayah Sultra.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Stasiun Geofisika Kendari, Rosa Amelia saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 27 Juli 2020.
“Kami mencatat Januari hingga Juli 2020, 151 aktivitas Gempa terjadi di Sultra. Dari jumla tersebut, hanya 14 aktfitas Gempa yang dirasakan masyarakat,” ungkapnya.
Ia menyebut, wilayah Wanggudu, Kabupaten Konawe Utara (Konut) merupakan daerah yang paling sering mengalami aktifitas Gempa Tektonik.
“Rata-rata skala Gempa Tektonik di Sultra berkekuatan 2-3 Skala Riters dengan kedalaman yang dangkal,” ujarnya.
Sedangkan 2019, kata dia, aktifitas Gempa di Sultra sebanyak 1059 dan yang diraskan hanya 37 aktifitas.
Rosa juga menjelaskan gempa yang terjadi di Sultra disebabkan adanya aktifitas sesar atau retakan batuan. Lawanopo merupakan sesar aktif yang sering terjadi.
“Selain Lawanopo, di Sultra sendiri ada sesar aktif lainnya, yakni sesar Kendari, Buton dan Tolo. Tetapi, sesar yang sering terjadi adalah Lawanopo,” bebernya.
Tidak sampai disitu, Rosa juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpengaruh dengan adanya isu-isu miring terkait Tsunami yang terjadi seusai Gempa.
“Kami harap masyarakat bisa lebih meningkatkan literasi mengenai aktifitas Gempa. Masyarakat sekarang bisa mengakses info seputar cuaca dan gempa melalui aplikasi Info BMKG, dan yang paling penting jangan mudah terpengaruh oleh isu-isu miring,” pungkasnya.