Reporter : Ferito Julyadi
KENDARI – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mencatat, per 01 Oktober 2020 sebesar 83 persen penduduk Indonesia telah menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Hal itu disampaikan Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan, Andayani Budi Lestari dalam materinya pada media workshop yang digelar secara nasional, Jum’at 23 Oktober 2020.
Andayani menjelaskan, dari jumlah penduduk Indonesia sekitar 266 juta jiwa, sebanyak 233 juta jiwa telah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.
“Dibandingkan dengan 2019 yang mencapai 224 juta jiwa, tentu jumlah tahun ini alami penurunan. Namun, hal tersebut dikarena adanya prinsing data yang dilakukan untuk mengecek apakah ada peserta dobel ataupun tidak kualitas,” ujarnya.
Menurutnya, pada 2019 lalu masih ada defisit atau kelebihan biaya pelayanan kesehatan jika dibandingkan dengan Iuran yang diterima BPJS Kesehatan, meski demikian ditahun ini pelayanan terus tumbuh.
“Dengan penambahan dan pertumbuhan peserta, mereka akan dimudahkan karena akan dibarengi dengan pertumbuhan fasilitas kesehatan. Baik ditingkat pertama, maupun fasilitas tingkat lanjutan yang bekerjasama dengan kami,” terangnya.
Diungkapkannya, saat ini ada 337,7 juta layanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama, 84,7 juta di fasilitas tingkat lanjutan, serta 11,11 juta peserta JKN-KIS dirawat di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
“Artinya apa? Banyaknya yang mengakses layanan kesehatan itu menunjukan bahwa masyarakat kita tidak dalam kondisi sehat. Untuk itu kita harus haru lebih memperhatikan kesehatan,” terangnya.